WARTA KEPRI.CO.ID – “Internet telah membuat ketelanjangan menjadi hal biasa dan majalah porno tidak lagi menguntungkan secara komersial.”
Itulah yang membuat Majalah Playboy memutuskan untuk tak lagi menghadirkan gambar wanita bugil di halamannya.
Dalam catatan khusus yang dilansir detik.com, edisi terakhir Majalah Playboy dengan gambar model tanpa sehelai benang pun, hadir dengan sampul Pamela Anderson awal 2016. Pamela pertama kali menghiasi sampul majalah tersebut pada tahun 1989, dan dia ditugasi menjadi penutup dengan 62 posenya.
Majalah porno bisa dibilang memiliki kaitan yang cukup erat dengan industri hiburan di Amerika Serikat. Beberapa di antara model-model tersebut, berhasil mendapatkan peran dalam film, atau menjadi bintang iklan akibat fenomena yang timbul dari pose syur mereka.
Bukan tanpa alasan Pamela Anderson diberi peran C.J. Parker sang penjaga pantai California dengan baju renang ketatnya yang berwarna merah di serial ‘Baywatch’ yang sangat populer di era 90-an. Image-nya saat berlari di pinggir pantai, melekat hingga sekarang.
Kini majalah porno sudah semakin berguguran. Menurut data Alliance for Audited Media, sirkulasi majalah Playboy telah merosot dari 5,6 juta eksemplar pada pertengahan 1970-an menjadi sekitar 800.000 saat ini.
Dalam catatan khusus yang dilansir detik.com, edisi terakhir Majalah Playboy dengan gambar model tanpa sehelai benang pun, hadir dengan sampul Pamela Anderson awal 2016. Pamela pertama kali menghiasi sampul majalah tersebut pada tahun 1989, dan dia ditugasi menjadi penutup dengan 62 posenya.
Majalah porno bisa dibilang memiliki kaitan yang cukup erat dengan industri hiburan di Amerika Serikat. Beberapa di antara model-model tersebut, berhasil mendapatkan peran dalam film, atau menjadi bintang iklan akibat fenomena yang timbul dari pose syur mereka.
Bukan tanpa alasan Pamela Anderson diberi peran C.J. Parker sang penjaga pantai California dengan baju renang ketatnya yang berwarna merah di serial ‘Baywatch’ yang sangat populer di era 90-an. Image-nya saat berlari di pinggir pantai, melekat hingga sekarang.
Kini majalah porno sudah semakin berguguran. Menurut data Alliance for Audited Media, sirkulasi majalah Playboy telah merosot dari 5,6 juta eksemplar pada pertengahan 1970-an menjadi sekitar 800.000 saat ini.
Perkembangan internet juga yang menjadi alasan Majalah Penthouse menghentikan edisi cetaknya setelah lebih dari 50 tahun berdiri, dan fokus pada versi digital.
Majalah FHM dan Zoo di Inggris yang bertahan selama 20 tahun terakhir sebagai majalah pria dewasa yang menampilkan nudity, juga rontok pada akhirnya.
Majalah FHM dan Zoo di Inggris yang bertahan selama 20 tahun terakhir sebagai majalah pria dewasa yang menampilkan nudity, juga rontok pada akhirnya.
Menurut Guardian, sirkulasi FHM pada enam bulan pertama 2015 hanya 67 ribu eksemplar, 20 persen lebih sedikit dari pendapatan 2014. Sementara Zoo hanya mampu menjual 24 ribu eksemplar, dengan persentase penurunan pendapatan sebesar 12 persen.
Bandingkan saat tahun 2000 ketika FHM Inggris yang mampu menjual 700 ribu eksemplar. Sedangkan Zoo yang pertama terbit pada 2004, berhasil menjual 200 ribu eksemplar, dan naik menjadi 260 ribu eksemplar pada tahun berikutnya.
Meskipun dua majalah itu menambah digital subscribers, tetapi angkanya masih rendah. Hanya sekitar 3.000 versi digital yang terjual dalam enam bulan pertama tahun 2015. Publisher Bauer Media mengklaim sudah menjangkau 5 juta orang dari seluruh isi digitalnya, tetapi mereka kesulitan mencari pengiklan.
Membaca Playboy sempat menjadi bagian dari kultur pria dewasa Amerika. Sekarang, tiap remaja pria sudah memiliki koneksi internet di gadget-nya. Majalah porno, termasuk Playboy kehilangan nilai komersial dan relevansi budaya.
Pendiri dan pimpinan redaksi Hugh Hefner telah menyetujui usulan dari editor Cory Jones untuk berhenti menampilkan gambar perempuan telanjang. Foto-foto perempuan telanjang dalam situs Playboy juga telah dicopot demi melancarkan akses ke media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Bandingkan saat tahun 2000 ketika FHM Inggris yang mampu menjual 700 ribu eksemplar. Sedangkan Zoo yang pertama terbit pada 2004, berhasil menjual 200 ribu eksemplar, dan naik menjadi 260 ribu eksemplar pada tahun berikutnya.
Meskipun dua majalah itu menambah digital subscribers, tetapi angkanya masih rendah. Hanya sekitar 3.000 versi digital yang terjual dalam enam bulan pertama tahun 2015. Publisher Bauer Media mengklaim sudah menjangkau 5 juta orang dari seluruh isi digitalnya, tetapi mereka kesulitan mencari pengiklan.
Membaca Playboy sempat menjadi bagian dari kultur pria dewasa Amerika. Sekarang, tiap remaja pria sudah memiliki koneksi internet di gadget-nya. Majalah porno, termasuk Playboy kehilangan nilai komersial dan relevansi budaya.
Pendiri dan pimpinan redaksi Hugh Hefner telah menyetujui usulan dari editor Cory Jones untuk berhenti menampilkan gambar perempuan telanjang. Foto-foto perempuan telanjang dalam situs Playboy juga telah dicopot demi melancarkan akses ke media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Playboy juga dikenal memiliki isi yang mengangkat isu sosial, politik dan sejarah. Tapi mungkin tertutup dengan sampul majalahnya. Majalah berlambang kepala kelinci ini pernah menampilkan tulisan dari penulis terkenal seperti Margaret Atwood dan Haruki Murakami.
Playboy juga dikenal memiliki isi yang mengangkat isu sosial, politik dan sejarah. Tapi mungkin tertutup dengan sampul majalahnya. Majalah berlambang kepala kelinci ini pernah menampilkan tulisan dari penulis terkenal seperti Margaret Atwood dan Haruki Murakami.
Mereka juga pernah mewawancarai tokoh sejarah seperti Malcolm X, Vladimir Nabokov, Martin Luther King Jr., Jimmy Carter, hingga John Lennon. Playboy kini semakin menguatkan isi yang memiliki daya tarik intelektual bagi kaum Adam, alih-alih mengeksploitasi tubuh wanita.
Perubahan itu dilakukan untuk menjawab pertanyaan, “Jika ketelanjangan dihilangkan, apa yang tersisa?”.
Playboy saat ini mendapatkan sebagian besar pemasukan dari lisensi dan logonya di seluruh dunia 40 persen dari bisnis tersebut berada di China meskipun di negara itu majalah Playboy tidak bisa diedarkan untuk produk mandi, parfum, busana, minuman beralkohol, perhiasan dan merchandise lainnya. Gambar telanjang di majalah Playboy, bisa menimbulkan risiko para pengguna produk, dan melambatkan distribusi barang.
Cory Jones merasa majalah mereka tetap relevan saat ini karena semangat yang diusung majalah tersebut dalam mengangkat beragam isu sosial.
“Jangan salah sangka,” kata Jones tentang keputusan Playboy tak lagi menampilkan gambar wanita telanjang, “Versi diriku yang berumur 12 tahun sangat kecewa dengan versi diriku saat ini. Tapi ini hal yang benar untuk dilakukan,” katanya kepada New York Times. (dtc)
Perubahan itu dilakukan untuk menjawab pertanyaan, “Jika ketelanjangan dihilangkan, apa yang tersisa?”.
Playboy saat ini mendapatkan sebagian besar pemasukan dari lisensi dan logonya di seluruh dunia 40 persen dari bisnis tersebut berada di China meskipun di negara itu majalah Playboy tidak bisa diedarkan untuk produk mandi, parfum, busana, minuman beralkohol, perhiasan dan merchandise lainnya. Gambar telanjang di majalah Playboy, bisa menimbulkan risiko para pengguna produk, dan melambatkan distribusi barang.
Cory Jones merasa majalah mereka tetap relevan saat ini karena semangat yang diusung majalah tersebut dalam mengangkat beragam isu sosial.
“Jangan salah sangka,” kata Jones tentang keputusan Playboy tak lagi menampilkan gambar wanita telanjang, “Versi diriku yang berumur 12 tahun sangat kecewa dengan versi diriku saat ini. Tapi ini hal yang benar untuk dilakukan,” katanya kepada New York Times. (dtc)