WARTAKEPRI.co.id, NATUNA– Mereka adalah sarjana-sarjana terbaik dari berbagai penjuru tanah air. Mereka terpanggil untuk menjadi Pengajar Muda ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui langkah nyata di bidang pendidikan.
Menjadi pengajar Muda bukanlah pengorbanan. Ini adalah kesempatan sekaligus kehormatan besar untuk mengenal bangsa Indonesia secara langsung dan utuh. Selama setahun di daerah penempatan, mereka mengajar, berinteraksi dan membagi inspirasi.
Mereka merupakan sukarelawan dari latar belakang ilmu yang beragam dan mengajar di sekolah SD selama satu tahun di tempat-tempat terpencil termasuk di desa-desa yang ada di pulau Natuna.
Sebanyak 11 Pengajar Muda Angkatan XI dari YGIM berkunjung ke Kantor Bupati Natuna pekan lalu guna melakukan sosialisasi terkait gerakan Indonesia Mengajar, dimana gerakan ini merupakan sebuah inisiatif gerakan di bidang pendidikan yang merekrut, melatih, dan mengirimkan lulusan terbaik untuk mengajar Sekolah Dasar di daerah pelosok Indonesia.
Kontribusi YGIM dalam pendidikan Indonesia ini sendiri dimulai dari tahun 2010 dengan salah satu misinya adalah mengajak berbagai pihak, terutama masyarakat umum untuk turut terlibat aktif dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan bangsa.
Ajakan hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Kelas Inspirasi, yang sedang dikerjakan oleh 11 Pengajar Muda yang ditempatkan di Kabupaten Natuna.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Bupati Natuna disambut baik oleh Bupati Natuna, Drs.H.Abdul Hamid Rizal, M.Si beserta wakilnya Dra. Hj.Ngesti Yuni Suprapti, MA.
Dwika Pandu prasetia, selaku koordinator relawan GIM beserta tim berbagi cerita dan pengalaman mengajar mereka selama ditempatkan di Kabupaten Natuna.
” Berbagi cerita dan motivasi meraih cita-cita, dapat menjadi bibit untuk para siswa agar berani bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka,” ungkap Dwika Kepada wartakepri.co.id.
Pengalaman Dwika
Dwika sendiri adalah anak kedua dari pasangan asli Klaten, menghabiskan masa kecil hingga SMA di kota baja CIlegon. Setelah itu hidupnya ia lalui di kota penuh romantisme dan kenangan, Yogyakarta. Ia memperoleh gelar sarjana dari program studi Elektronika dan Instrumentasi, Universitas Gadjah Mada.
Semasa kuliah ia aktif di Koperasi “KOPMA UGM”, di mana ia menemukan banyak pelajaran hidup di dalamnya. Lajang yang mempunyai hobi basket dan bersepeda ini memiliki mimpi sejak SMA untuk pergi ke Jepang.
Dan setelah memperjuangkan mimpi tersebut selama bertahun-tahun, akhirnya pada tahun 2012 ia berhasil mendapat kesempatan mengunjungi negeri Sakura dalam rangka pertukaran pelajar bertajuk “Japan in Today’s World” yang diselenggarakan oleh Kyushu University selama satu semester.
Kisah hidup ini lah yang ingin ia bagi ke anak-anak di penjuru Nusantara untuk bermimpi setinggi-tinggi nya dan mewujudkan mimpi tersebut dengan dedikasi yang tinggi.
Pada tahun 2016, Dwika mendapat kesempatan untuk mengabdi di SDN 007 SETUMUK, Pulau Tiga, Kabupaten Natuna. Bertemu dengan anak-anak di tapal batas Indonesia memberinya kenangan yang tak terlupakan seumur hidup.
Seperti gemuruh ombak Laut Cina Selatan yang bergelora, Semangat anak-anak di Natuna untuk mewujudkan mimpinya akan selalu membara di samudera luas, dan semoga bisa belajar ke Negeri Sakura Jepang .(ricky rinovsky)