WARTAKEPRI .co.id TANJUNGPINANG – Ratusan mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) meminta agar rektor UMRAH meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kepri atas kebijakan pengelolaan yang terjadi di UMRAH.
“Kami juga menyatakan mosi tidak percaya terhadap Rektor Umrah yang selama ini terkesan tidak Transparan dalam pengelolaan Keuangan, Pembangunan dan serta dalam pembuatan Kebijakan,” katanya Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Kardoni Vernandes, Senin (12/2/2018).
Kardoni menerangkan, mahasiswa UMRAH yang melakukan demo juga menuntut kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk segera duduk bersama Gubernur Kepulauan Riau dan Umrah membahas persoalan Umrah hari ini serta melibatkan Mahasiswa Umrah.
Aksi ini juga menuntut pihak penegak hukum untuk memeriksa seluruh saksi-saksi yang terlibat dalam kasus korupsi yang sedang ditanganin.
“Kami juga menuntut kepada Aparat Penegak Hukum agar segera memeriksa seluruh saksi-saksi yang disebut dalam fakta persidangan” tegasnya.
Sementara itu, Rektor Umrah, Syafsir Akhlus, pada saat di wawancarai awak media terkait pernyataan sikap Mahasiswa Umrah, malah menanyakan kembali, meminta maaf atas dasar apa.
“Kalau soal korupsi, sekarang kan masih dalam proses, jika memang sudah ada yang salah secara hukum, baru saya meminta maaf, bukan hanya kepada masyarakat Kepri, tapi keseluruh masyarakat Indonesia, karena Umrah bukan milik masyarakat Kepri, tapi milik Indonesia,” ujarnya.
Pada saat ditanya terkait mosi tidak percaya yang di sampaikan oleh mahasiswa, ia mengatakan itu hak mahasiswa untuk mengatakan mosi tidak percaya.
“Selanjutnya saya akan surati Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan Gubernur Kepulauan Riau terkait pernyataan sikap mereka (mahasiswa-red),” pungkasnya. (Yansyah)
