Menurut Keterangan dari Intel Kodim dalam laporan dihimpun wartakepri.co.id, Sabtu (27/8/2016).Peristiwa tersebut berawal saat korban , Jumat 26 Agustus 2016 Pada Pukul 19.30 Wib telah terjadi penjambetan di Jalan Mesjid Agung Natuna.
Jusnaini (36) Membonceng 2 Orang Anak Zaira (4 ), Zaina (2).
Yusnaini Pada Saat Membawa Sepeda Motor Vario Warna Merah No Pol BP 6954 WA yang akan Menjemput anaknya Rafi (9 ) mengaji di Masjid Agung Natuna.
100 M dari Gerbang Masuk Masjid Agung Natuna Di ikuti 2 orang pemuda yang tak dikenal. Menjambren Tas Jusnaini sampai Tas Terputus dan korban tersunkur ke aspal.
Junaini Dan Dua Orang Anaknya Terjatuh Dari Kendaraan. Pelaku Langsung kabur Dengan Mengunakan Sepeda Motor Supra Warna Hitan Kearah Masjid Agung Natuna.
Kerugian Dari Penjambret Nihil. Yunaiani dan Dua Orang Anak Luka Ringan Di Bagian Kaki.
Mengundang Perhatian Sejumlah Warga Natuna terjadi saat ini di Natuna karena fenomena begal mencuat karena pemberitaan satu-dua kasus yang menonjol.
” Kasus itu dieksploitasi media massa karena secara kualitas modus operandi lebih sadis ketimbang sebelumnya,” ungkap Renol Saputra Pemerhati Sosial di Natuna kepada Wartakepri.co.id, Sabtu (27/8/2016).
Informasi yang sampai ke masyarakat cenderung bias ketika media massa latah memberitakan secara membabi buta.
Selain minim data, ada yang tak bisa membedakan mana begal dan mana pencurian kendaraan bermotor biasa yang terjadi di perumahan. tutur Renol.
Namun, fenomena begal tak bisa disepelekan. Langkah yang sudah dan selayaknya dilakukan adalah, pertama, memberi perhatian khusus pada sejumlah kasus yang melibatkan remaja sebagai pembegal.
Kedua, Polri yang profesional tak hanya menangkap pelaku melainkan juga mengungkap sekaligus memetakan masalah secara detail.
Apa yang diungkap dalam sebuah rantai kasus bukan hanya soal kualitas dan kuantitas kasus, modus, dan motif, melainkan juga tren atau kecenderungan.
Berkait dengan keberadaan remaja pembegal, apa yang menjadi kesimpulan dari kepolisian harus menjadi masukan bagi bagian-bagian terkait termasuk pemerintah, lembaga yang berperan dalam budi pekerti, serta para pemuka agama.
“Kejadian menimpa Ibu tersebut harus menjadi catatan aparat hukum agar memburu dan mengusut tuntas kejadian sangat menakutkan ini,” terang Renol.
Kriminalitas buka semata bersangkut paut dengan kepolisian, sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berpangku tangan seolah begal sama sekali tak terkait dengan bidang tugasnya,Pungkas Renol.(rikyrinov)