Natuna Diserang Angin Monsun Asia, Kapal Penumpang dari Pontianak Batal Berlayar

HARRIS BARELANG

WARTAKEPRI.co.id, NATUNA – Gelombang tinggi mencapai 5 meter di perairan Natuna, membuat kapal 3000 GT KM Bukit Raya terpaksa batal berlayar demi menjaga keselamatan penumpangnya.

Kapal yang membawa penumpang dari perairan Pontianak menuju pulau Natuna ini, seharusanya telah tiba di Natuna pada hari Minggu tanggal 14 Januari 2018 kemarin. Karena kendala itu, kapal masih lego jangkar di pelabuhan Pontianak.

Menurut petugas Pelni Pontianak, Ismet menjelaskan bahwa kapal tersebut dijadwalkan akan berlayar kembali menuju pulau Natuna pada hari Selasa tanggal 16 Januari 2018.

“Penundaannya itu dilakukan berdasarkan rekomendasi perkiraan cuaca dari BMKG,” ujarnya Senin (15/1/2018) seperti dilansir RRI.co.id

Ismet menambahkan, Nahkoda kapal tidak mau mengambil resiko dengan tetap memaksa berlayar disaat cuaca sedang tidak bersahabat seperti sekarang ini.

“Cuaca tidak mendukung, terpaksa kita tunda pelayaran. Nahkoda juga tidak mau ambil resiko berlayar dalam cuaca ekstrim seperti saat ini,” jelasnya.

Untuk diketahui, sejak hari Minggu kemarin hingga sekarang posisi KM Bukit Raya sudah berada di pelabuhan Pontianak, Kalimantan.

Sementara itu, berdasarkan narasi prakiraan cuaca esok hari, Selasa 16 Januari 2018 yang dikirim oleh Prakirawan Stasiun Meteorologi Ranai, Demetrius Christian dijelaskan bahwa Natuna masih dilanda angin Monsun Asia.

“Kondisi cuaca di Natuna masih dipengaruhi oleh angin tersebut, atau yang biasa dikenal warga dengan Angin Utara,” ungkap Demetrius melalui keterangan tertulisnya kepada wartakepri.co.id.

Menurut dia, fenomena angin kencang yang terjadi dalam beberapa hari lalu tercatat oleh BMKG mencapai 34 knot atau sekitar 61 km/jam pada tanggal 12 Januari 2018.

Demetrius juga menyampaikan, untuk hujan yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2018 sendiri disebabkan oleh pusat tekanan rendah yang berada di sekitar wilayah Kalimantan Barat dan memberikan dampak pada kondisi atmosfer di Kepulauan Natuna.

Pusat tekanan rendah ini menarik massa udara di sekitarnya dan membuat berkumpulnya angin pada Wilayah atmosfer Kepulauan Natuna yang menyebabkan kondisi atmosfer menjadi labil serta mudah terbentuknya awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan, petir dan angin kencang.

Hujan yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2018 itu juga tercatat mencapai 116.6 mm. Untuk fenomena pusat tekanan rendah biasanya akan hilang dalam 2 hingga 3 hari dengan sendirinya.

Terbentuknya daerah belokan angin (shearline) di sekitar wilayah Kepulauan Riau akibat adanya daerah bertekanan rendah di barat Kalimantan menyebabkan terjadinya perlambatan massa udara di sekitar wilayah tersebut. Sehingga dapat memupuk massa udara yang mendukung proses pertumbuhan awan-awan konvektif.

Prakiraan kelembapan udara yang tinggi di lapisan atas semakin mendukung proses pertumbuhan awan-awan. Secara umum kondisi cuaca esok hari berawan dan berpotensi terjadi hujan lokal dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai angin kencang.

Kondisi ini masih kondusif untuk akivitas transportasi darat dan udara, untuk transportasi laut dan aktifitas kelautan diimbau untuk berhati-hati terhadap angin kencang di seluruh wilayah Kepulauan Riau serta gelombang laut yang tinggi di wilayah perairan Bintan, Natuna dan Anambas. (rikyrinovsky)

Foto : Istimewa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

GALERI 24 PKP PROMO ENTENG