WARTAKEPRI.co.id, ANAMBAS – Perusahaan Migas PT Premier Oil dan Yayasan Aras Jemaja Berkarya (AJB) mengadakan sosialisasi dan Focus Grup Discussion (FGD) bersama para nelayan di Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Sabtu (22/1/2022).
AJB yang diketuai oleh Firmansyah ini baru pertama kali melakukan sosialisasi tentang keamanan melaut bagi nelayan, terutama nelayan yang berada di Pulau Jemaja. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Kantor Desa Batu Berapit, Kecamatan Jemaja.
Dengan mengundang 16 kelompok nelayan yang diwakili oleh beberapa orang peserta dari satu kelompok, kegiatan resmi dibuka oleh Camat Jemaja, dan dilakukan penyerahan secara simbolis souvenir kepada perwakilan peserta sosialisasi dan FGD.
Camat Jemaja Abdullah Sani dalam sambutannya berharap kepada pihak perusahaan agar kegiatan ini tetap berlanjut secara terus menerus. Ia juga berharap kepada pihak Premier Oil agar kegiatan serupa juga dilakukan kepada kelompok tani yang ada di Jemaja.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim kegiatan sosialisasi keamanan melaut bagi nelayan dan FGD ini saya nyatakan dibuka, Alhamdulillah antusias para nelayan cukup ramai dalam mengikuti kegiatan ini, semoga kegiatan ini bisa secara terus-menerus dilakukan, dan saya berharap kedepannya kegiatan dilakukan tidak hanya kepada nelayan saja melainkan kepada kelompok tani juga,” kata dia.
Sementara itu, Kades Batu Berapit Umar Lisman dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Aras Jemaja Berkarya (AJB) yang telah memilih Desa Batu Berapit sebagai tuan rumah kegiatan. Semoga kedepannya kegiatan serupa kembali dilakukan di desanya.
“Saya pemerintah desa sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada PT Premier Oil yang telah memilih desa kami sebagai lokasi kegiatan, semoga kegiatan berikutnya kembali memilih Desa Batu Berapit sebagai tuan rumah kembali,” katanya.
Sementara itu, perwakilan dari Premier Oil Abu Hanifah dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan agar nelayan Jemaja tidak melakukan penangkapan ikan di wilayah terlarang seperti di daerah pengeboran minyak lepas pantai.
“Kegiatan ini kita lakukan bertujuan agar para nelayan Anambas khususnya nelayan Jemaja agar tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan di wilayah yang dilarang seperti di wilayah pengeboran minyak yang berada di laut untuk menjaga keselamatan dan mengurangi risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” kata dia.
Usai kegiatan sosialisasi dan FGD yang dihadiri oleh Abu Hanifah selaku perwakilan Premier Oil dan Mudahir Polisi Khusus (Polsus) PWP3K, pihak perusahaan Premier Oil menyerahkan souvernir secara simbolis kepada para nelayan Jemaja, di antaranya adalah senter kepala, baju kaos, dan topi, dengan harapan bisa bermanfaat bagi para nelayan pada saat melaut.
Joni Hardi salah satu perwakilan nelayan Desa Keramut Kecamatan Jemaja Barat saat hadir dalam acara sosialisasi dan FGD mengatakan bahwa pihaknya sangat merasa terbantu dan sangat berterima kasih kepada pihak Premier Oil dan Yayasan Aras Jemaja Berkarya (AJB).
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, sehingga kami para nelayan tau akan bahaya pada saat melakukan penangkapan ikan di daerah offshore atau pengeboran minyak lepas pantai dan juga tau batas yang boleh dilakukan aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan,” ucapnya.
Mudahir selaku Polsus PWP3K dalam memberikan materi menjelaskan bahwa daerah pengeboran minyak lepas pantai merupakan salah satu objek vital nasional dan hal ini dilindungi oleh negara sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) yang mengatur tentang zona tangkap dan zona bahaya bagi para nelayan.
“Wilayah pengeboran minyak lepas pantai merupakan wilayah objek vital nasional dan tidak boleh sembarangan untuk mendekat ke sana, dan diketahui bahwa ada zona atau radius tertentu bagi para nelayan tidak boleh kesana sembarangan, salah satunya yaitu radius 500 meter dari titik terluar anjungan yang tidak boleh dihampiri oleh para nelayan,” terangnya. (rama)