
WARTAKEPRI.co.id, KARIMUN – Nelayan dan warga RT 02, RW 03, Desa Pangke Barat, Kampung Ambat Jaya, akan menutup saluran pembuangan air (gorong-gorong) dari PT Saipem.
Hal tersebut dilakukan lantaran warga menyebut perusahaan raksasa asal Italia yang terletak di Jalan Raja Haji Fisabilillah Pangke, Meral Barat tersebut tidak komitmen dan ingkar janji.
Salah satu warga bernama Muslim menyebut, dari awal sejak bulan Februari tahun 2021 lalu, dumping area akan digali hingga ke sungai setelah pekerjaan blasting di Bukit Tengah serta pendalaman alur Teluk Saipem tersebut rampung.
“Pantai akan dibangun batu miring dan dibersihkan. Akan tetapi pada kenyataannya, terus saja dilakukan reklamasi dan batu miring pun tidak segera dibangun,” kata Muslim dengan nada kesal, Kamis (21/7/2022).
Muslim bersama warga merasa muak, karena pihak management perusahaan melalui Sustainability Facilitator At PT Saipem Indonesia Karimun Branch, Diko Getty Tuerah, hanya memberikan janji-janji manis saja, tanpa realisasi.
“Sering dilakukan pertemuan, akan tetapi tidak memenuhi tuntutan warga dan hanya janji saja, tidak komitmen, tidak mampu melebur dengan masyarakat dan nelayan,” ujar Muslim.
Hingga akhirnya, kata Muslim dalam waktu dekat warga bersama nelayan akan mengadakan aksi dengan menutup saluran air PT Saipem.
“Dalam waktu dekat kami masyarakat bersama dengan nelayan akan menutup gorong-gorong air tersebut,” paparnya.
Masih kata Muslim, sebelum permasalah ini selesai gorong-gorong tersebut oleh warga dan nelayan tidak akan dibuka.
“Warga meminta untuk segera diselesaikan lahan dumping area ini, jangan janji dan berbohong terus,” ujarnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, salah satu nelayan bernama Abdul Syukur mengatakan, akibat reklamasi pantai tersebut, pendapatan berkurang dan sangat menggangu aktifitas para nelayan.
Pasalnya, para nelayan tidak bisa menjaring ikan di laut. Nelayan pun akan segera menutup atau membendung
lokasi pengerukan dan dumping area.
“Hasil tangkapan turun drastis, mulai dari ikan dan udang berkurang, nelayan semakin sulit,” kata Syukur.
Tidak hanya itu saja, Kuala Sungai juga berdampak akibat adanya reklamasi tersebut.
Dimana menurutnya, Kuala Sungai itu kalau baru saja pasang air laut, para nelayan dapat melalui akses tersebut. Karena pengaruh timbunan, lumpurnya naik dan sungai pun menjadi dangkal.
“Ada mediasi kemarin waktu pendalaman alur, dan hingga saat ini tidak ada realisasi, hanya omong kosong belaka,” kata Syukur.