Mahasiswa LDMI HMI Batam dan Remaja Masjid Gelar Dialog Tangkal Komunisme

WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Mengusung tema “Peningkatan Peran Pondok Pesantren dalam Meredam Paham Radikal”, Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Batam bersama Remaja Masjid Kawasan Industri Batamindo (RMKIB), menggelar dialog keagamaan dalam rangka menolak segala bentuk radikalisme atas nama agama serta paham komunisme, Minggu (22/5/2016) di Batam.

Pada kesempatan itu, Direktur LDMI HMI cabang Batam, Muhammad Andriansyah mengatakan bahwa kegiatan dialog keagamaan yang disejalankan dengan peringatan Isra’ Mi’raj serta menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan 1437 H, bertujuan untuk memfilter paham radikal terutama yang ada di kota Batam.

“Pesantren semakin termarjinalkan dengan isu-isu terorisme. Padahal peran pesantren sebagai founding father kemerdekaan bangsa Indonesia, tidak bisa dipungkiri. Kiyai dan santri pondok pesantren memiliki andil langsung dalam pembentukan negara Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Andriansyah.

Harris Nagoya

Pendiri pesantren terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, isu yang mendeskreditkan pesantren sebagai sarang terorisme, adalah salah besar.

“Pemerintah sebaiknya lebih memberdayakan pesantren terutama dalam peningkatan sumber daya manusia serta pembenahan infrastruktur. Hal ini dibutuhkan agar pesantren dapat berkiprah lebih baik dalam mencetak generasi yang berwawasan teknologi dan kebangsaan,” ujarnya.

Disamping itu, Ketua MUI Kota Batam, K.H Luqman Rifai yang hadir sebagai narasumber turut menambahkan bahwa peran pesantren sebagai benteng penjaga ideologi bangsa bukanlah sesuatu yang berlebihan. Pesantren dalam perkembangnya telah mampu menjawab tantangan globalisasi. Kendati demikian, dalam perannya pesantren tersebut, masih ada beberapa hal yang juga perlu dibenahi.

“Perlu dilakukan pembinaan dan pengkaderan santri berwawasan kebangsaan. Hal ini perlu ditunjang dengan pembenahan kurikulum dan silabus pesantren. Selain itu, pesantren perlu dilbatkan secara intensif dalam program-progam terkait pembangunan bangsa, ” paparnya.

Masih kata Luqman, dirinya juga mengharapkan adanya pola hubungan yang sinergis antara ormas/lembaga dakwah Islam di Batam. Sinergitas tersebut akan menguatkan dalam rangka menangkal segala bentuk radikalisme serta paham komunisme.

Sedangkan dari kalangan akademisi, Gita Indrawan mengatakan bahwa gerakan komunis di Indonesia, hari ini telah mengalami transformasi perjuangan dari perjuangan melalui kontak fisik dan senjata sekarang berubah menjadi perjuangan melalui ide, gagasan, opini dan perang pemikiran. Inilah bahaya laten yang sesungguhnya.

“Antara komunis dan Pancasila tidak dapat hidup berdampingan. Alasannya adalah komunisme tidak sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia, dimana bangsa Indonesia sangat mengakui adanya Tuhan sesuai sila pertama dari Pancasila yang menjadi ideologi negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia,” terangnya.

Hadir sebagai narasumber dari Kementrian Agama Kota Batam, Drs. Khairudin dan Kasat Intelkam Polresta Barelang, Kompol Irham Halid.

Kasat Intelkam Polresta Barelang, Kompol Irham Halid juga menyampaikan tentang temuan kepolisian terkait atribut kaos berbau komunisme yang ada di Kota Batam.

“Kepolisian telah menemukan kaos berlambang palu arit di Batam, sejak tanggal 30 April 2016 hingga 16 Mei 2016, sudah ada 7 temuan. Diantaranya di Pelabuhan Batam Center, di Kampung Baru RT 02 RW 04 Kel. Tg Riau Sekupang Kota Batam, serta di pasar seken Bengkong Laut,” tuturnya.

Pada kegiatan tersebut juga dilakukan penandatangan kesepakatan bersama untuk menolak aksi radikalisme atas nama agama, serta penolakan paham komunisme di Indonesia. Dialog yang diikuti oleh puluhan jamaah masjid Nurul Islam tersebut, diakhiri dengan foto bersama didepan spanduk yang bertuliskan ‘Tolak Radikalisme dan Komunisme, Wujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin’.(ichsan)

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025