“Peninjauan ini merupakan bukti pemerintah serius menaruh perhatian terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur Natuna. Ini proyek vital sebagai urat nadi lalu lintas ekonomi masyarakat Nelayan dirancang sangat bagus, seperti arus barang dan manusia untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus sebagai upaya menurunkan biaya logistik bongkar muat barang serta Sentra Perikanan,” tegas Hamid Rizal saat mengunjungi sejumlah proyek.
Dijelaskan, peninjauan sejumlah proyek ini untuk melihat secara langsung bagaimana progres dan kualitas pekerjaan. Bukan hanya mendengar laporan dari para staf, tetapi betul-betul mengetahui kondisi nyata di lapangan.
Keberadaan SKPT Natuna mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah.
Baik Pemkab Natuna maupun induknya, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri), sama-sama melihat SKPT Natuna sebagai peluang emas untuk melepaskan diri dari status tertinggal menjadi maju untuk Natuna.
Kata Hamid Rizal, Selat Lampa akan jadi tempat baru untuk industri perikanan nasional.
Nelayan lokal juga bisa memasarkan hasil tangkapan nya ke Selat Lampa. Nanti ada perusahaan dan pengusaha yang siap menyerap nya.
Sudah terlihat pembangunan yang masif di area proyek SPKT Natuna.
Sudah ada jalan beton yang menjadi jalan masuk ke dalam proyek dan sekaligus beton jalan tersebut menjadi bendungan air laut.
Kemudian, terlihat juga pembangunan tempat pelelangan ikan (TPI), pusat perbaikan alat tangkap jaring, stasiun pengisian bahan bakar minyak, dan juga cold storage dua unit berkapasitas masing-masing 200 ton dan 3.000 ton.
Diharapkan koneksi antara sisi laut dan darat bisa selesai tahun 2017 mendatang sehingga sentra Perikanan ini tidak lagi mendapat julukan proyek Abunawas.
“Semoga Pembangunan bersumber dari Tiga Mata Anggaran Pemerintahan Pusat,Provinsi Kepri dan anggaran Kab Natuna ini, nantinya bisa berfungsi dengan baik dan membawa manfaat besar bagi masyarakat Natuna. Proyek ini salah satu proyek strategis jangka panjang pembangunan sektor maritim Natuna,” tambah Bupati Hamid.
Wahyu Nugroho,Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Natuna berapa waktu lalu mengatakan, untuk pembangunan selat Lampa difokuskan di atas lahan 3 ha hasil reklamasi.
Dari pelabuhan itu, mulai berjalan bangun kios BBM, gedung pengelola bersama, TPI, pusat perbaikan jaring, mesin dan genset cadangan, toilet umum, cold storage berkapasitas 200 ton, air bersih, jalan selebar 6 meter yang menjadi jalan masuk ke dalam kompleks Selat Lampa.
Semua fasilitas tersebut, ditargetkan sudah bisa digunakan pada akhir 2016 ini atau bertepatan dengan target beroperasinya Pelabuhan Selat Lampa sebagai akses keluar masuk logistik internasional.
Namun, karena pembangunan masih belum tuntas, kapasitas pelabuhan saat beroperasi akhir tahun ini maksimal hanya bisa didarati kapal-kapal bertonase maksimal 200 gros ton (GT) saja.terang Wahyu.
Untuk fasilitas pelabuhan bertaraf internasional yang direncanakan bisa didarati kapal berukuran maksimal 2.000 ton, Wahyu mengungkapkan, pembangunannya baru akan dilakukan pada 2017.
Tentu saja, pembangunan tersebut dimulai dengan melakukan reklamasi 11 ha yang ada di dekat kawasan terbangun sekarang.
Selain pelabuhan internasional, mulai tahun depan juga disebutkan akan ada pembangunan fasilitas lain seperti untuk industri pengolahan cold storage berkapasitas 3.000 ton dan juga sarana permukiman seperti rumah susun.
Tapi, kata Wahyu, rencana tersebut masih belum jelas detilnya seperti apa karena itu menjadi kewenangan KKP.
Total, lahan untuk cold storage sudah disiapkan seluas 7.800 meter persegi dan itu ada di atas lahan reklamasi 3 Ha.
“Sebelum pembangunan berikutnya dilakukan, kita akan manfaatkan dulu yang sudah terbangun. Jadi, tidak harus menunggu selesai semuanya. Pusat ingin akhir tahun ini sudah beroperasi,” jelas dia.
Dia memaparkan, selain di Selat Lampa yang akan difokuskan untuk perikanan tangkap, SKPT Natuna mencakup juga budidaya perikanan dan rumput laut yang difokuskan di Pulau Sedanau dan Pulau Tiga. Selain itu, ada juga pariwisata yang difokuskan di Pulau Senoa.
Karena ada banyak sub sektor, menurut Wahyu, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dipegang oleh masing-masing Direktorat Jenderal di KKP.
Untuk Selat Lampa dipegang oleh Dirjen Perikanan Tangkap, Pulau Tiga dan Pulau Sedanau oleh Dirjen Perikanan Budidaya, dan Pulau Senoa oleh Dirjen Pengelolaan Ruang Laut.
“Namun semua Dirjen saling bersinergi karena semuanya ada di bawah KKP,” jelas dia.
Dengan fasilitas seperti itu, harapan untuk menyulap Natuna menjadi pusat perikanan nasional dinilai akan semakin mudah. Dengan demikian, stok ikan yang mencapai 1,1 juta ton per tahun di Natuna juga bisa dimanfaatkan dengan baik. (rikirinov)



























