Mantap.. Siswa SMK 6 Batam Praktek di Citra Tubindo Kabil “Digaji” Rp 2 Juta

smk-6-batam-acara-seminar

WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Kementerian Pendidikan telah menetapkan ada 10 Sekolah Menenagah Kejuruan Negeri (SMK) yang menjadi SMK pencontohan kawasan Industri. Satu diantaranya adalah SMK Negeri 6 Batam yang terletak dalam kawasan Kabil Industrial Park Kota Batam.

Ingin sekolah serupa dapat berkembang di wilayah lain di Kota Batam, dan bagaimana peran pemerintah pusat, daerah dan kota serta pengusaha meniru SMK Negeri 6 di Kepri, maka pihak SMK Negeri 6 Kota Batam menggelar Seminat Pengembangan SMK Kawasan Industri Nasional dan Berikat, Selasa (29/11/2016) di Harris Hotel Batam Center.

Seminar mengangkat tema implementasi revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Harris Nagoya

Adapun hadir sebagai pembicara Sulistio Mukti Cahyono dari perwakilan Direktorat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Yen Yen Heryandi dari GM Citra Tubindo Batam, Naradewa dari Manajeman Kawasan Industri Terpadu di Kabil-Naradewa, Dali Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Riky Indrakari, Ketua Kadin Batam Jadi Rajagukguk, dan tamu undangan.

Dalam seminar ini, pihak pengelola Kawasan Industrial Terpadu Kabil dan Citra Tubindo menjelaskan anak didik di SMK 6 Batam mendapatkan akses langsung untuk praktek dunia kerja di Industrial Citra Tubindo.

” Bukti dukungan kami kepada siswa dalam praktek dunia kerja adalah memberi kesempatan siswa praktek sesuai jurusannya. Bahkan, kami juga memberikan uang saku kepada siswa sampai Rp 2 juta per bulan. Dan, dalam anggaran kami bisa mencapai Rp 500 sampai Rp 600 juta setahun. Itulah dukungan kami untuk menjadikan tamatan SMK dapat langsung bekerja,” ujar Yen Yen Heryandi, menjawab pertanyaan peserta.

Sementara itu, Riky Indrakari selaku Ketua Komisi IV DPRD Batam menfokuskan pada program Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK di Kota Batam.

” Lulusan SMK di Batam wajib memiliki sertifikasi kompetensi sebelum dinyatakan lulus dari sekolahnya. Inilah nilai lebih tamatan SMK. Namun, untuk standarisasi kompetensi harus sama berlaku disemua kalangan dunia usaha. Sebab, jika mendapat Sertifikasi Kompetensi standard Jerman, maka bisa langsung kerja. Sedangkan, anak anak kita tamatan SMK memiliki sertifikasi kompetensi hasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi, ketika ada bursa kerja khusus, mereka harus lulus test lagi. Padahal, sertifikat kompentesi yang mereka miliki juga ada. Inilah bedanya dan itu harus semua pihak memperhatikannya agar sertifikat kompetensi ini bermanfaat langsung ke tamatan SMK,” ujar Riky Indrakary.

Sementara itu, Humas SMKN 6 Batam, Meky Kurniawan mengatakan, tujuan kegiatan itu, yakni sebagai ajang sosialisasi kepada industri, agar berperan aktif bagi dunia pendidikan.

Itu juga sebagai salah satu bentuk tanggungjawab SMKN 6 Batam, setelah ditunjuk sebagai SMK kawasan, belum lama ini. Sebab, lokasinya yang berdekatan dengan kawasan industri.Melalui seminar itu, pihaknya berharap kalangan pengusaha dapat memberikan informasi terkait kebutuhan kompetensi lulusan SMK yang dibutuhkan di dunia kerja, saat ini.

” Jadi lulusan yang dibutuhkan itu sesuai dengan yang diharapkan industri. Awalnya guru dulu yang magang di perusahaan. Jadi kualitasnya mendekati industri. Setelah itu baru siswanya,” ujarnya.

Dalam seminar ini, juga dilakukan penandatangan kerjasama magang atau praktek dunia kerja, dengan pihak Pertamina, Astra Motor dan perusahaan perusahaan swasta lain di Batam. (dedy swd)

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025