Warga di Kampung Tanjungpiayu Laut Sanggup Bayar Listrik PLN, Asal Hidup 24 Jam

PLN Batam Mewujudkan Reformasi Energi Presiden Jokowi

WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Program reformasi energi yang dicanangkan oleh pemerintah Jokowi mulai teralisasi di Kota Batam. Program pemerataan energi listrik hingga wilayah pelosok menjadi tugas utama bright PLN Batam, dan itu diwujudkan dengan pemasangan jaringan listrik  di sejumlah kampung  nelayan di daerah hinterland Batam.

Di Kota Batam sendiri ada 5 perusahaan besar yang menyediakan dan menjual energi listrik. Dan, hanya bright PLN Batam yang berani menjadi perusahaan penyedia energi listrik bagi masyarakat di Kota Batam. Sisanya, perusahaan listrik lain lebih membidik pelanggan kalangan industri besar yang memang lebih menguntungkan.

Harris Nagoya

Melihat program reformasi energi ini berjalan dengan baik,  media  mendapatkan cerita menarik dari masyarakat hinterland yang berada diujung Pulau Batam, tepatnya di Tanjungpiayu Laut Kota Batam, Selasa (11/4/2017) siang.

Bersamaan dengan itu, Warga Tanjungpiayu Laut tengah bergembira karena rumah rumah yang ada di kampung nelayan tersebut, tengah proses penyambungan kabel listrik oleh petugas PLN. Hal yang telah warga tunggu tunggu seumur hidup bagaimana rasanya menikmati aliran listrik PLN.

Abdul Rahman, Ketua RT 1/RW 10 Tanjungpiayu Laut yang sudah 40 tahun hidup di wilayah itu mengucap syukur atas sambungan listrik yang dipasang petugas bright PLN Batam. Ia mengaku, selama ini listrik yang mengalir ke rumah-rumah warga berasal dari mesin genset pemberian pemerintah. Dengan biaya sewa mencapai Rp 400 ribu per bulan, fasilitas yang didapat warga hanya aliran listrik cuma 12 jam sehari, mulai jam 6 sore hingga jam 6 pagi.

” Suplai listrik yang kami dapat dari mesin genset hanya mampu menerangi rumah selama 12 jam, yakni mulai pukul 18.00 sore hingga pukul 06.00 pagi. Dengan sambungan listrik dari PLN Batam sekarang, listrik di rumah kami bisa menyala selama 24 jam,” kata Abdul Rahman.

Ia menambahkan, dengan menggunakan listrik yang dialirkan PLN Batam saat ini, warga Tanjungpiayu Laut kini tak terbebani lagi dengan biaya patungan untuk membeli bahan bakar solar untuk mesin genset.

” Kalau memang tarif listrik kami di sini Rp 250 ribuan per bulan, dan hidupnya 24 jam kami sanggup, karena selama ini kami bayar Rp 400 saja sanggup,” tutur Abdul Rahman.

Diceritakannya juga, bila ingin mendapatkan pasokan lebih selama 24 jam, biaya yang harus dikeluarkan cukup besar, mencapai Rp800 ribu,” ujarnya.

Idrus, warga Tanjungpiayu Laut lainnya juga menyambut antusias adanya pemasangan listrik PLN Batam di daerahnya. Idus yang telah berusia 60 tahun telah merasakan rumahnya dialiri listrik.

” Dari zaman atuk atuk dulu, daerah kami ini belum ada listrik. Saye baru merasakan listrik itu kalau pergi ke rumah saudare di wilaya Kota. Apalagi yang namannya AC, baru sekali merasakan waktu diajak ke hotel di Jodoh,” tutur Idus yang keseharian berprofesi sebagai nelayan Bubu.

Corporate Communication bright PLN Batam, Benny Eka Putra mengatakan, pemasangan listrik PLN ke wilayah hinterland, termasuk di Tanjungpiayu Laut, merupakan komitmen PLN Batam untuk melayani masyarakat Batam hingga ke wilayah hinterland. Nilain investasinya sangat tinggi, karena harus memasang tiang listri hingga berkilo kilo sampai ke gardu.

” Ini wujud dari komitmen Pemerintah dan PLN Batam. Jika nilai memasang tiang dan kabel saja sangat besar, dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang saat ini teraliri. Ini bukan hanya di Tanjungpiayu Laut yang sejak dulu belum ada listrik PLN, tatapi kami dari PLN juga membangun dan menyambungkan listrik ke wilayah kampung nelayan di Rempang, Galang dan pulau pulau sekitar Batam,” papar Benny yang berterimakasih kepada masyarakat Batam yang memahami kondisi dan nilai PLN untuk penyesuaian tarif saat ini.

Sekadar diketahui, jumlah rumah warga di Tanjungpiayu Laut sebanyak 126 rumah. Sekira 65 rumah warga sudah teraliri listrik selama 24 jam sejak 17 Maret 2017 dan sedang terus berjalan proses penyambungan dan pemasangan Kwh untuk rumah-rumah lainnya.

Dijelaskan Benny, untuk pelanggan yang ada di wilayah hinterland ini, beban listrik yang dikenakan berlaku tarif normal, sama dengan tarif listrik pelanggan Batam yang ada di daerah kota.

” Kami juga akan terus berupaya untuk menciptakan pemerataan energi listrik ini, karena listrik adalah salah satu sumber kehidupan dan pemerataan pembangunan saat ini,” papar Benny mengakhiri.(dedy swd)

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025