Perairan Selat Malaka yang mana merupakan salah satu jalur perlintasan kapal dari berbagai negara – negara di Asia Timur, Eropa, Afrika dan lainnya, serta terdapat ratusan ribu kapal dan puluhan juta teus (peti kemas) per tahun yang melintas.
Kepada para awak media, Anggota DPR-RI Komisi VI, Ir. H Bambang Haryo Soekartono mengatakan sebenarnya pelabuhan di Batam bisa menjadikan kesempatan itu sebagai pendapatan pemerintah dan menambah devisa negara, dengan fasilitas sesuai keinginan market dunia di mana kurang lebih 85 juta teus tiap tahun lewat di perairan Selat Malaka.
“Dan kurang lebih sekitar 75 juta teus sekarang berada di negara tetangga (Singapura dan Malaysia), Indonesia khususnya Batam baru bisa memperoleh sekitar 350 ribu teus, padahal pelabuhan Batam letaknya lebih Strategis dari pada wilayah di negara tetangga,” ujar Bambang
Oleh karena itu pelabuhan yang ada di Batam harus segara dilakukan pembenahan besar – besaran agar kinerja lebih baik, di mulai dari pembuatan dermaga curah, penumpang , Crane, alur dan pendalam dermaga serta akses berupa jalur transportasi yang harus terintegrasi dengan wilayah industri yang ada di Batam.
“Kita akan dorong ke Kementerian dan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ) untuk anggarannya sekitar Rp 6 triliun, agar di prioritaskan untuk pembangunan Kepelabuhanan di Batam,” tutup Anggota DPR-RI Komisi VI. (Andi Pratama)



























