Menelisik Kaburnya Ririn dari Rumah, P2TP2A Karimun Sarankan Ajaklah Anak Bicara Terbuka

Menelisik Kaburnya Ririn dari Rumah, P2TP2A Karimun Sarankan Ajaklah Anak Bicara Terbuka

WARTAKEPRI.co.id, KARIMUN – Entah apa yang Ada di benak dan pikiran Asparina (19), remaja putri asal Teluk Air, Kecamatan Karimun, Tanjungbalai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau ini kabur dari rumahnya disaat seluruh keluarga terlelap tidur. Orang tuanya pun kelimpungan mencari keberadaannya.

Informasi menyebutkan, gadis manis yang memiliki tahi lalat di bibir dan terdapat luka bekas cakaran kucing (codet) pada bagian pipinya tersebut, menghilang dari rumah orang tuanya yang diduga bersama dengan sang kekasih pada Senin (20/7/2020) sekitar pukul 23.30 WIB.

Karena khawatir akan hal buruk menimpa Ririn sapaan akrabnya itu, anak pertama dari pasangan Heriyanto dan Siti Rahana ini dilaporkan pihak keluarga ke Polres Karimun, Polda Kepulauan Riau.

Harris Nagoya

Menanggapi hal tersebut, Ketua harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karimun, Indrawan mengatakan bahwa, untuk persoalan fenomena kaburnya anak (lari dari rumah), sebenarnya bukan saja terjadi di Indonesia, bahkan di belahan dunia hampir mengalami.

“Saya sering menyampaikan kalau bicara sepanjang anak, bahkan yang dewasa sekalipun, baik itu lelaki maupun perempuan ketika dia sampai melarikan diri dari rumah bahkan sampai tidak pulang sebenarnya ada banyak faktor,” ungkapnya, Selasa (21/7/2020).

Akan tetapi, kata Indrawan faktor yang paling banyak (dominan), ketika seorang anak yang masih di bawah pengawasan orang tua sebenarnya adalah dari faktor keluarga itu sendiri.

“Kurang harmonisnya hubungan antara anak dengan orang tua, selain itu juga status pernikahan orang tua, dimana anak-anak memiliki orang tua yang utuh dan harmonis biasanya merasakan kasih sayang yang penuh bahagia dan sehat, biasanya mereka berhasil, dibandingkan dengan keluarga yang tidak harmonis,” imbuhnya.

Oleh karena itu ungkap Indrawan, kualitas hubungan keluarga menjadi poin penting dari pada faktor ekonomi, anak yang melarikan diri biasanya cenderung memiliki alasan hubungan yang kurang positif dengan orang tua sekaligus memiliki tingkat konflik yang cukup tinggi.

“Kita sebagai orang tua memang harus banyak belajar, harus banyak memahami dan peduli, dengan siapa anak kita bermain, bersosialisasi, hubungan sosial anak, peran anak di masyarakat itu seperti apa, dan menghargai si anak sebagai remaja serta hal-hal lain yang menyangkut kehidupan remaja putri, sehingga orang tua harus terdepan yang mempunyai peran utama,” tandasnya.(*)

Reporter : Aziz Maulana

Diduga Pergi Sama Pacar, Gadis 19 Tahun Ini Tak Pamit Bawa Tas Koper Ungu Beserta Paspor

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025