“Setahun itu bolong-bolong latihannya, karena ada malas dan capek juga, baru tahun berikutnya fokus latihan lagi,” jelas anak sulung dari 6 bersaudara ini.
Bakat Amel di bidang olahraga beladiri juga mendapat dukungan dari keluarga terutama kedua orang tuanya. Disamping ada kecintaan dengan olahraga kempo dalam dirinya.
Selama menekuni atlet kempo banyak pengalaman yang ia rasakan. Semisal dulu saat latihan Amel memiliki postur tubuh yang paling kecil diantara teman latihannya yang lain yang sudah dewasa. Saat mau latihan terkadang ada perasaan gak enak, ngerasa bosan latihan gitu gitu aja.
“Mulai ikut kejuaraan pertama kali dapat menang nah disitu baru tau ternyata enak ya latihan itu dari situ mutusin buat lanjutin jadi atlet,” jelas Putri dari pasangan Parsaoran Samosir dan Berliani Kristina
Ia mengaku hingga saat ini untuk mendapatkan prestasi ataupun medali, tentu perlu diiringi dengan banyak kerja keras, meski disatu sisi lainnya ada situasi tidak enaknya juga.
“Kayak latihan itu mikir capek kali udah malas, kadang kawan-kawan ajak ya sudah hari ini gak usah latihan, diam diam aja,” ceritanya berseloroh.
Sebagai atlet dalam sehari, siswi kelas 3 SMA N 1 Batam ini menyempatkan diri untuk berolahraga. Terlebih saat akan mengikuti lomba atau kejuaraan, ia akan sering latihan, baik di rumah, maupun di Dojo (lokasi latihan).
Latihan-latihan yang dilakukannya tak sia-sia. Terbukti, ia telah menorehkan sejumlah prestasi. Berbagai medali pun diraihnya. Selain di porkot dan porprov, tahun 2019 Amel pernah mengikuti kejuaraan kempo se sumatera di Aceh, waktu itu Ia dapat dua medali, satu perak dan satu emas.
Tingkat lebih tinggi Ia pernah mengikuti kejurnas di Solo, namun belum beruntung karena kondisi fisik yang tidak memadai. Ia sempat drop saat berangkat ke Solo karena harus menurunkan berat badan 5 KG dalam tiga hari karena mengalami kelebihan berat badan.
Seminggu sebelum berangkat dalam kondisi sakit pilek dan batuk. Saat bertanding kondisi dalam keadaan lemas dan habis tenaga jadi gak maksimal sampai kembali ke Batam masih dalam keadaan sakit.
“Agak kecewa sih apalagi ini kejuaraan nasional, betul betul diikuti oleh seluruh Indonesia, pasti kecewa. Ini jadi pengalaman berharga untuk di kemudian hari,” ceritanya.
Dalam kesehariannya, Amel terkadang mengalami rasa bosan, capek saat latihan. Ia juga kerap memikirkan tugasnya di sekolah. Namun, untuk mengatasi hal itu Ia selalu melatih dirinya untuk lebih pandai dan disiplin dalam membagi waktu.
Kurun waktu setahun ini memang agak susah membagi waktu apalagi beberapa bulan terakhir banyak kegiatan di sekolah dan persiapan ujian akhir sekolah. Sempat vakum untuk latihan kempo gara-gara bentrok waktu dengan di sekolah.
“Karena sekarang sudah mulai berkurang kegiatan di sekolah makanya bisa fokus di kempo dan mengikuti Porprov lagi,” ungkapnya.
Kini Amel tengah bersiap mendapatkan satu tiket untuk PON di Solo 2024 mendatang. Sebelum sampai ke PON Amel akan fokus mengikuti Pra PON di Aceh dan Medan pada 2023 mendatang.
Bersama pelatih, Amel bertekat memperbanyak latihan fisik. Sebab beberapa waktu terakhir dan saat covid-19 kemarin jadi kerasa fisik nya berkurang, kemarin pas tanding mulai terasa kurang.
“Jadi memperbanyak latihan fisik sama latihan teknik otot, karena kalau sudah kejuaraan nasional kelas pra pon kalau sudah kalah di otot gak bisa lanjut soalnya mereka yang main bukan atlet baru juga,” harapnya.
Sebagai anak remaja Ia bukan tipe orang yang senang berkumpul dan menghabiskan waktu semata. Ia mengatakan, jika ada target yang ingin diraih, hal yang harus dimiliki adalah sikap disiplin dan harus pandai dalam mengatur waktu.
Amel memiliki harapan yang sangat besar. Sebagai atlet dengan sederet juara, ia ingin suatu saat dapat ikut pertandingan di kancah nasional bahkan internasional. “Harapan saya itu, bisa ka ikut pertandingan di tingkat nasional, bahkan internasional,” harapnya. (*)



























