BATAM – Menjawab kebutuhan pasar negara Singapura terhadap layanan data teknologi yang cukup besar, PT Telkom Group bekerjasama dengan Singtel, dan Medco Power membangun yang berlokasi di Kabil Integrated Industrial Estate, Nongsa, Batam.
Pembangunan diawali dengan groundbreaking yang dilakukan oleh Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Telkom, Ririek Adriansyah, CEO Singtel, Kuan Moon Yuen, dan CEO Medco Power Indonesia, Eka Satria, Rabu (21/12/2023). Tahap pertama dengan nilai investasi 198 Juta USD dan diperkirakan akan mulai beroperasi tahun 2024 mendatang. PT Telkom mempercayakan Pembangunan Data Centre kedua di Indonesia ke anak usahanya NeutraDC.
Link Video https://www.youtube.com/watch?v=m4V0UHSnQRw
Pembangunan Data Center dengan kapasitas 51 MW tersebut makin menguatkan Batam sebagai digital teknologi hub untuk kawasan regional. Pasalnya, selain Data Center milik Telkom saat ini juga sedang dibangun beberapa Data Center di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa.
“Manfaatnya Batam bisa menjadi teknologi center baru. Dengan adanya Data Center skala besar seperti ini tentunya ke depan bisa membawa pemain teknologi untuk memulai operasi di Batam untuk meng-sub Singapura market. Batam bisa menjadi digital teknologi hub untuk regional,” ungkap Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo didampingi Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, dan Direktur Stategic Portofolio Telkom, Budi Setiawan Wijaya usai melakukan groundbreaking pembangunan Data Center tersebut.
BACA JUGA Telkom Group Bangga Bangun Kepri dengan Visi Kepri Digital Island
Kartika Wirjoatmodjo menambahkan pembangunan NeutraDC Hyperscale Data Center merupakan hasil kerja sama atau joint venture antara Telkom, Perusahaan Telekomunikasi Singapura, Singtel, dan Medco Power. Telkom memiliki saham mayoritas sebesar 60 persen, Singtel 35 persen, dan Medco Power 5 persen.

“Tujuan membangun Data Center ini untuk Singapura market. Singtel merupakan partner lama di Telkomsel dan Medco berperan untuk membangun green energi,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan pembangunan Data Center di Batam ini, tak lepas dari kebutuhan pasar yang besar, khususnya Singapura. Keberadaan data center Batam diharapkan bisa menyerap potensi pasar yang besar dari Singapura.
“Kebutuhan data center ini besar, tapi Singapura ada moratorium pembangunan data center karena keterbatasan suplai energi. Pembangunan data center di Batam salah satunya untuk memenuhi kebutuhan itu,” ujar Ririek.
Dia menambahkan, konektivitas Batam-Singapura juga tak ada kendala lantaran selama ini sudah terdapat jalur kabel bawah laut. “Connectivitynya tidak ada masalah,” ungkap Ririek.
NeutraDC Hyperscale Data Center yang berlokasi di Kabil Integrated Industrial Estate ini akan dibangun dengan tiga tahap. Tahap pertama dengan nilai investasi 198 Juta USD dan diperkirakan akan mulai beroperasi tahun 2024 mendatang.
“Ultimete kapasitas 51 MW terdiri dari 3 bangunan. Masing-masing 17 MW dan ini merupakan Hiperscale Data Center kedua, setelah Cikarang,” ungkapnya.
CEO NeutraDC, Andrew Th AF, mengatakan, kebutuhan data center dari Singapura sangat besar. Berdasar data 2019, ada kebutuhan data center sebesar 500 MW dari Singapura.
“Ada overflow (data center) 500 MW dari Singapura,” kata Andrew.
CEO Medco Power Indonesia, Eka Satria, mengatakan Medco akan menyediakan energi untuk data center ini. “Kita siap support dengan energi bersih,” kata Eka.
Video dan Editor : Dedy Suwadha
























