Perangkat Jurnalis Rentan Diretas, AJI Batam Bekali Digital Security

Perangkat Jurnalis rentan diretas, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Batam bekali Digital Security (Digsec).(Foto: Istimewa)

WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Perangkat kerja seringkali diretas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Untuk menghindari terjadinya hal-hal tersebut, 12 orang jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Batam belajar bersama dalam workhop Safety Digital (Digsec), Sabtu 18 Maret 2023.

Pelatihan keamanan digital bagi kalangan jurnalis tersebut digelar di hotel Lovina Inn, Batam, dipandu satu trainer Digsec AJI Batam, Adam Zulfikar.

Harris Nagoya

Dalam pemaparannya, Adam berbagi ilmu seputar cara mengamankan perangkat kerja jurnalis modern.

Yakni mulai dari perangkat laptop dan ponsel, kemudian mitigasi liputan berisiko, dan dasar-dasar cryptografi.

Ketua AJI Batam, Fiska Juanda menyebut pelatihan Safety Digital ini penting dibekali bagi jurnalis, mengingat rentan diserang, terutama saat mengangkat isu-isu yang riskan.

“Jurnalis tak hanya rentan diserang secara fisik saja, tetapi juga digital melalui perangkat kerja yang biasa digunakan, tak jarang WhatsApp hingga media sosialnya pun menjadi sasaran,” tutur Juanda.

Menurut Juanda, aksi phising maupun doxing marak terjadi. Untuk itu di workshop ini, jurnalis diajarkan bagaimana mengamankan data-data pribadi pada perangkatnya.

Sementara, untuk kasus serangan digital di Batam, Juanda menyebut setidaknya ditemukan 4 kasus.

“Saya berharap ke depannya, para jurnalis semakin peduli akan keamanan digital, keamanan perangkat ponsel, komputer, laptop, dan email hingga media sosial yang digunakan,” ujar dia.

Sementara itu, salah satu peserta, Yogi Sahputra menilai pelatihan Digsec ini sangat menarik.

Baik untuk jurnalis maupun umum. Pasalnya menurut jurnalis Tempo ini, pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini seringkali dilakukan peretasan.

“Yang paling menarik dari pelatihan ini menurut saya adalah bahwa serangan digital tak hanya sebatas peretasan, tetapi juga dalam bentuk impersonating, seperti foto wajah kita digunakan oleh orang lain untuk tujuan tertentu,” paparnya.

Jadi seolah-olah kata Yogi, kitalah pelakunya sehingga bisa menjadi fitnah. Atau bisa juga digunakan untuk mengancam seorang jurnalis.

Yogi menambahkan, selain menarik ia setuju dengan dilaksanakan pelatihan keamanan digital tersebut tentunya sangat penting bagi jurnalis.

“Apalagi ketika berhadapan dengan intansi-instansi yang tidak menyukai pemberitaan berkeadilan,” ujarnya.

Tidak hanya itu saja, kata Yogi ketika membuat liputan-liputan investigasi dan liputan mendalam, sehingga pelatihan ini berguna agar jurnalis tetap aman.

Berbeda dengan Yogi, peserta lainnya Bobi berbagi pengalaman setelah belajar tools Safety Digital yang membuatnya punya sikap untuk segera mengamankan data pribadi.

“Pelatihan ini mengajarkan bagaimana cara menggunakan tools yang bisa kita gunakan untuk penguatan perlindungan data digital,” ucap Bobi.

Tidak hanya itu saja, menurutnya kalangan jurnalis juga mendapatkan trik dan tips bagaimana mengelola data digital dengan aman.

“Jurnalis yang bekerja mendapatkan trik dan tips bagaimana mengelola data digital dengan aman,” tandasnya.(Aman/rls)

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025