
WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Belasan pelajaran Sekolah Dasar Rempang Batam dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Embung Fatimah Kota Batam, Kamis (25/9/2023).
Pasalnya puluhan siswa dan siswi yang sedang melaksanakan aktivitas belajar mengajar tersebut ikut terdampak aksi pemaksaan pematokan dan pengukuran tanah di Pulau Rempang oleh aparat gabungan.
Di sisi lain guru terbirit-birit membawa beberapa murid untuk lari melalui pintu belakang sekolah.
Suasana mencekam tersebut juga beredar di media sosial. Terlihat salah satu sekolahan di Rempang dipenuhi kepulan asap.
Salah seorang warga Bobi (27) mengatakan, saat mengevakuasi warga tiba-tiba gas air mata ditembakkan ke arah sekolah.
“Kondisi itu membuat anak-anak menangis dan belarian,” kata Bobi, Kamis (7/9/2023).
Keberingasan aparat gabungan (TNI, Polri, Sapol PP dan BP Batam) kata Bobi tidak hanya menyasar warga Pulau Rempang, Kota Batam yang menutup akses jalan, akan tetapi para pelajar SD di kawasan Rempang juga menjadi korban.
“Padahal guru-guru Sekolah Dasar tersebut sudah meminta agar gas air mata tidak dimuntahkan ke arah sekolah. Tetapi gas air mata sudah menyebar pada atap sekolah,” beber Bobi.

Sementara itu, salah seorang warga lainnya bernama Niam (50) menyebut, hingga sore hari ini suasana masih mencekam.
“Sampai saat ini suasana di Pulau Rempang masih mencekam. Warga sampai saat ini masih bersiaga penuh di beberapa titik lokasi,” kata Niam.
Niam menambahkan, hingga saat ini tim gabungan menuju lokasi pembangunan proyek stategis nasional ini akan di laksanakan.
“Sekarang kami masih berada di jembatan 4, tim gabungan terus masuk ke arah Sembulang,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari aparat terkait, tentang tindakan mereka tersebut.(Aman)

























