
WARTAKEPRI.co.id, Batam – Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Lik Khai angkat bicara terkait permasalahan air bersih yang terjadi dibeberapa wilayah saat ini.
Diketahui aliran air bersih seperti di daerah Bengkong dan Baloi beberapa hari ini mengalami kendala karena kerusakan atau kebocoran pipa akibat pengerukan tanah oleh alat berat dari proyek pelebaran jalan.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Lik Khai menilai pemerintah pusat perlu turun tangan untuk menyelesaikan persoalan air bersih di Batam. Ia berharap kementerian terkait dan DPR RI Komisi VI segera memanggil pengelola air bersih di Batam.
“Saya mengharapkan dari pusat segera memanggil pihak terkait dari pusat seperti dari Menteri, pihak DPR RI bisa segera memanggil pihak ABH sama BP Batam untuk menyelesaikan masalah Ini, selagi masalah ini berkepanjangan saya kira Batam mau berkembang susah,” katanya, Selasa (5/122023)
Lik Khai mengatakan dalam sebulan masyarakat selalu disibukkan untuk mencari air bersih. Namun, kepastian kapan persoalan itu akan berakhir pihak SPAM belum dapat menjawab.
“Ya kan ini sudah sekian tahun dipegang ABH dari Moya sampai sekarang saya kira sudah masuk di tahun ke-4 tapi perubahannya tidak ada,” pungkasnya.
Perbaikan Pipa Selesai
Perbaikan pipa 300 dan pipa 600 yang patah tertimpa excavator di Simpang Indomobil telah selesai sejak, Senin (04/12/2023) malam. Namun, normalisasi distribusi air ke rumah pelanggan membutuhkan waktu. Terutama untuk rumah pelanggan yang berada di dataran tinggi atau di ujung pipa.
General Manager SPAM Hilir, Djohan Effendy mengatakan, pekerjaan pengelasan seluruh jaringan pipa telah selesai dikerjakan sekitar pukul 21.00 WIB. Usai pengelasan jaringan pipa, selanjutnya dialiri secara bertahap dan normal kembali pada pukul pukul 23.00 WIB.
“Pekerjaan hari ini, tinggal membuat beton penahan pipa. Karena pipa yang ada tekanan pasti bergetar. Jadi supaya lebih stabil dan tidak terlepas sambungannya, kita cor lagi dibawahnya,” ujarnya, Selasa (05/12/2023).
Ia menjelaskan, pengerjaan perbaikan pipa ini memakan waktu yang lebih lama karena dibawah pipa tidak ada tanah penahan pipa. Sehingga saat tertimpa excavator, pipa 600 dan 300 itu tidak hanya patah, namun juga beberapa sambungan pipa juga terlepas.
Selain itu, dilokasi pipa yang patah juga terdapat jaringan pipa gas milik PGN dan kabel jaringan tegangan tinggi milik PLN.
“Sementara kita kerja ada menggunakan las, jadi itu kita harus berhati-hati sekali. Kemudian pekerjaannya membutuhkan waktu yang agak panjang karena tidak hanya disatu titik,” tuturnya. (Adt)




























