BUKITTINGGI – Gunung Marapi di Sumatera Barat meluncurkan erupsi pada Senin (22/1/2024) malam. Dilaporkan kondisi di sekitar Gunung Marapi malam itu tetap aman.
Salah seorang petugas Siaga Pemantau Gunung Marapi dari Basarnas Padang, Juni Filmawan, menyatakan bahwa tim gabungan terus memantau gunung bersama BPBD, TNI, Satpol PP, dan masyarakat.
“Insha Allah, sejauh ini masih aman. Kita masih standby memantau keadaan gunung,” ujar Juni seperti dilansir TribunPadang, Selasa (23/1/2024).
BACA JUGA: Bupati Pasaman Harapkan Pokir Dewan Mendukung RPJMD
Juni melaporkan bahwa tidak ada warga yang dievakuasi karena mereka sudah berada di zona aman.
“Tidak ada masyarakat yang dievakuasi atau diungsikan, sesuai arahan sebelumnya, masyarakat dilarang berada dan tinggal di zona bahaya,” tambahnya.
Saat erupsi terjadi, terdengar dentuman yang keras dan gunung mengeluarkan abu cukup tinggi. Juni juga menyebutkan bahwa abu saat ini mengarah ke Payakumbuh.
“Cukup keras dan lumayan tinggi abu yang dikeluarkan, sepertinya saat ini abu mengarah ke Payakumbuh,” lanjutnya.
BACA JUGA: Banjir Surut, Warga Sungai Mandau, Siak, Kembali Pulang ke Rumah
Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus, melaporkan bahwa letusan Gunung Marapi menimbulkan getaran seperti gempa di rumah warga. Letusan ini tercatat sekitar 45 detik.
Petugas Pos PGA Bukittingti, Ahmad Rifandi, mengatakan bahwa tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sekitar 45 detik.
Ahmad Rifandi mengingatkan agar masyarakat tetap mematuhi rekomendasi dari Pos PGA Bukittinggi.
“Gunung Marapi masih berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi agar masyarakat tidak memasuki wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi,” terangnya.
Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan. Jika terjadi hujan abu, disarankan menggunakan masker dan melindungi mata serta kulit.
Seluruh pihak diminta untuk menjaga kondusivitas dan tidak menyebarkan hoaks. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui aplikasi Magma Indonesia, website Magma Indonesia, dan media sosial PVMBG.
Pemerintah daerah juga diminta berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta Pos Pengamatan Gunung Marapi. (*)

























