BATAM – Investasi dalam emas sering dianggap sebagai ‘safe haven’ karena nilainya yang sejalan dengan inflasi untuk jangka waktu yang lama. Antam dan UBS adalah dua pilihan populer untuk membeli emas, meskipun keduanya memiliki perbedaan yang perlu dipertimbangkan.
Investasi emas telah menjadi ‘safe haven’ yang populer. Pilihan antara emas Antam dan UBS menimbulkan pertanyaan bagi calon investor.
BACA JUGA: Harga Emas Batangan Hari Ini Stabil di Pegadaian Batam
Berikut perbandingan kedua instrumen investasi ini:
1. Produsen:
* Emas Antam diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), perusahaan BUMN.
* Emas UBS adalah hasil produksi PT Untung Bersama Sejahtera (UBS), perusahaan swasta yang juga memiliki brand perhiasan, Venus dan Starshine.
2. Sertifikat:
* Emas Antam memiliki sertifikat standar London Bullion Market Association (LBMA), memungkinkan pemiliknya untuk menjualnya di pasar global.
* Emas UBS menyediakan sertifikat nasional dari UBS sendiri, membatasi pangsa pasarnya dalam negeri.
3. Harga:
* Harga emas Antam lebih tinggi karena keunggulan sertifikat dan pangsa pasar global.
* Contoh, harga emas Antam 0,5 gram Rp614.000, sedangkan emas UBS seharga Rp585.000.
4. Lokasi Pembelian:
* Emas Antam dapat dibeli di unit bisnisnya di Pulogadung, Jakarta Timur, atau melalui pegadaian, toko emas dan online di www.logammulia.com.
* UBS dapat dibeli di toko emas, pegadaian, atau melalui www.ubslifestyle.com.
BACA JUGA: Ribuan Insan Pendidikan Ikuti Jalan Sehat Provinsi Kepri di Batam
Investasi Emas di Pegadaian:
1. Pegadaian menjadi mitra bisnis Antam, menjual emas Antam dan membeli kembali.
2. Harga emas di Pegadaian lebih tinggi karena selisih keuntungan atau margin penjualan.
3. Biaya tambahan yang berbeda dari Antam dan Pegadaian.
4. Keuntungan investasi emas Antam lebih murah, tetapi memiliki kuota pembelian dan proses pendaftaran yang mungkin lebih rumit.
5. Pegadaian memungkinkan pembelian emas tanpa kuota, namun dengan harga beli yang mungkin lebih mahal.
Pemilihan antara Antam dan UBS, serta investasi emas di Pegadaian, tergantung pada preferensi investor terkait harga, sertifikat, dan kemudahan pembelian. (*)
Sumber: CNBCIndonesia
Editor: Denni Risman



























