GAZA – Ribuan staf medis di Jalur Gaza, Palestina, terpaksa berbuka puasa tanpa makanan karena serangan terus-menerus dari zionis Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan bahwa 2.000 staf medis di rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza utara tidak memiliki makanan untuk berbuka puasa saat menjalankan tugas mereka pada hari pertama Ramadan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra, menyampaikan keadaan genting ini dan meminta bantuan internasional untuk menyediakan makanan bagi staf medis yang terpapar kelaparan.
Situasi di Jalur Gaza semakin memburuk dengan serangan militer Israel yang terus berlanjut, menyebabkan warga Palestina harus mengungsi dan mengalami kekurangan makanan, air, dan kebutuhan pokok lainnya.
Selama serangan Israel di Jalur Gaza, lebih dari 31.100 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas, sedangkan lebih dari 72.700 lainnya terluka.
BACA JUGA: Besi Terpancang di Kilometer 8 Jalan Panjaitan, Tanjungpinang: Kombesgor Temukan Potensi Bahaya
Blokade Israel terhadap Jalur Gaza juga telah membuat penduduknya, terutama di Gaza utara, menghadapi ancaman kelaparan. Banyak yang meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.
Perang di Jalur Gaza telah membuat 85 persen penduduknya terpaksa mengungsi. Sementara infrastruktur yang rusak atau hancur menghambat akses ke makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. MI memerintahkan mereka untuk menghentikan tindakan genosida dan memastikan bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza.
Situasi kemanusiaan yang memprihatinkan ini membutuhkan respons cepat dan bantuan internasional yang signifikan. (*)
Sumber: tvone


























