TANJUNG PINANG – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, menyampaikan optimisme besarnya terhadap proyek strategis nasional (PSN) pengembangan kawasan industri Toapaya di Kabupaten Bintan.
Menurutnya, proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga harapan baru bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan taraf hidup melalui lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang merata.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah pusat yang terus mendukung pembangunan di Kepri. Proyek ini adalah bukti nyata bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya berpusat di Jawa, tetapi juga merambah ke daerah-daerah seperti Kepri,” ujar Gubernur Ansar dengan penuh semangat di Tanjungpinang, Jumat lalu.
Toapaya dipilih sebagai lokasi pengembangan industri karena menjadi bagian dari perluasan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan.
Kawasan ini fokus pada produksi alumina, bahan baku untuk pembuatan aluminium, yang nantinya akan diekspor ke berbagai negara, termasuk Malaysia. Namun, dengan keterbatasan lahan di KEK Galang Batang, Toapaya menjadi solusi untuk memperluas kawasan industri.
“KEK Galang Batang sudah menyerap investasi Rp20 triliun hingga 2023, dan tahun ini kami menargetkan tambahan investasi sebesar Rp30 triliun. Toapaya tidak hanya akan menjadi pusat produksi alumina, tetapi juga kawasan industri daur ulang yang ramah lingkungan. Ini adalah langkah besar menuju ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” jelas Ansar.
Gubernur Ansar menekankan bahwa proyek ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat lokal. “Ini bukan hanya tentang angka investasi atau pertumbuhan ekonomi, tetapi tentang bagaimana proyek ini bisa menyentuh kehidupan warga. Kami ingin menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan membuka peluang baru bagi generasi muda di Kepri,” ujarnya.
Selain Toapaya, pemerintah juga berencana mengembangkan Pulau Poto di Bintan sebagai lokasi kilang minyak dan gas bumi. Proyek ini diharapkan dapat menjadi pusat industri energi dan logistik yang strategis.
Tak hanya itu, pemerintah juga menetapkan pengembangan kawasan industri Pulau Galang di Batam sebagai bagian dari PSN. Pulau Galang rencananya akan dikembangkan sebagai kawasan industri, perdagangan, dan wisata terintegrasi. Proyek ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas antarwilayah dan menarik lebih banyak investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam jangka panjang, pengembangan kawasan industri ini terintegrasi dengan perluasan KEK Galang Batang, yang diproyeksikan selesai pada 2034. Total luas wilayah pengembangan mencapai 2.653 hektare, dengan fokus pada sektor-sektor unggulan seperti industri daur ulang, senjata dan amunisi, serta industri minyak dan gas.
“Kami berkomitmen untuk mengawal proyek-proyek ini agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian ekonomi daerah dan kesejahteraan bersama,” tegas Ansar.
Dengan adanya proyek-proyek strategis ini, diharapkan Kepulauan Riau tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga menjadi contoh keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif bagi daerah lain di Indonesia. Masyarakat pun menanti dengan harapan besar, siap menyambut masa depan yang lebih cerah.
(Antara/jrg)


























