Longgarkan Transfer Daerah, Menkeu Purbaya Ungkap Kenapa 20 Tahun Ekonomi Cuma 5 Persen

Menteri Keuangan Purbaya di Great Institute
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi saat beri kuliah di Great Institute, Jakarta, Minggu (14/9/2025). Foto Tangkap Layar.

JAKARTA – Suasana acara Great Institute Lecture di Jakarta, Minggu (14/9/2025), semakin meriah ketika Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparannya. Kehadirannya menjadi sorotan, terutama saat ia melontarkan kritik kepada pengamat politik Rocky Gerung hingga membuat ruangan riuh dengan tawa para tamu undangan.

@wartakepri INFO DAGING SEMUA dari Menteri Purbaya, Longgarkan Transfer Daerah dan Ungkap Kenapa 20 Tahun Ekonomi Cuma 5 Persen #wartakepritv #MenteriKeuangan #menterikeuanganpurbaya #purbayayudhisadewa #IMF #rockygerung #ekonominasional #presidenprabowo ♬ suara asli – WARTAKEPRI TV

Dalam pemaparannya, Menkeu Purbaya secara blak-blakan mengungkap adanya upaya penjebakan terhadap dua Presiden Indonesia, yakni Presiden ke-7 Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto.

Harris Nagoya

Menurutnya, ada pihak yang sengaja “mengunci” peredaran uang sehingga pertumbuhan ekonomi tidak bisa menembus angka 5 persen, bahkan hampir memicu krisis keuangan.

“Baik Presiden Jokowi maupun Presiden Prabowo sempat menghadapi jebakan kebijakan yang bisa berisiko pada stabilitas ekonomi. Saat itu saya diminta memberikan masukan agar masalah tidak semakin meluas,” ujar Purbaya di hadapan para tokoh yang hadir.

Ia menambahkan, sebelum resmi bergabung ke kabinet Presiden Prabowo, dirinya sempat menemui Presiden Jokowi untuk meminta pandangan. Dari pertemuan itu, Purbaya mengaku semakin kagum karena Jokowi memberikan saran dan dukungan penuh terhadap langkah yang akan ditempuh.

Selain itu, Menkeu Purbaya juga menyoroti kebijakan moneter ketat yang menurutnya menjadi salah satu penyebab berkurangnya peredaran uang di masyarakat. Hal itu, kata dia, menimbulkan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ketika uang yang beredar terlalu sedikit, konsumsi melemah, investasi tertahan, dan akhirnya ekonomi tidak bisa tumbuh optimal. Ini yang pernah terjadi di era Presiden Jokowi, dan kini kembali dirasakan di era Presiden Prabowo,” jelasnya.

Purbaya tidak segan menyinggung peran lembaga internasional seperti IMF maupun kebijakan Bank Indonesia. Ia menyebut, banyak pihak termasuk kalangan intelektual belum sepenuhnya memahami dinamika kebijakan yang memengaruhi perekonomian RI dari luar maupun dalam negeri.

Di sisi lain, ia juga menyinggung pentingnya dukungan fiskal untuk daerah. Pemerintah, menurut Purbaya, akan memberikan pelonggaran dana perimbangan agar pemerintah daerah tidak perlu membebani masyarakat dengan pungutan atau instrumen pajak baru.

“Daerah perlu ruang fiskal yang cukup, sehingga pembangunan bisa berjalan tanpa harus menekan rakyat dengan pajak tambahan,” tegasnya.

Pidato Purbaya di Great Institute itu menuai beragam respons. Selain memicu tawa saat melontarkan kritik, pernyataannya tentang “penjebakan” ekonomi nasional membuat banyak tamu terkejut. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tetap optimistis menjaga fondasi ekonomi agar lebih kuat dan mampu tumbuh secara inklusif. (*)

Dikutip dari Youtube Great Institute
Editor : Dedy Suwadha

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025