
NEW YORK – Amerika Serikat kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan DK PBB yang menuntut gencatan senjata permanen di Gaza dan pembebasan sandera. Ini menjadi kali keenam Washington menggunakan hak vetonya terkait isu Gaza.
Rancangan resolusi tersebut didukung 14 anggota DK PBB lainnya. Dokumen itu menyebut situasi kemanusiaan di Gaza sebagai “katastrofik” dan menyerukan Israel mencabut semua pembatasan terhadap bantuan kemanusiaan.
Namun, Wakil Utusan AS untuk Timur Tengah, Morgan Ortagus, menegaskan resolusi itu tidak cukup keras mengecam Hamas maupun mengakui hak Israel untuk membela diri.
“Resolusi ini gagal mengutuk Hamas dan justru melegitimasi narasi palsu yang menguntungkan Hamas,” ujarnya.
Setelah pemungutan suara, para anggota PBB dengan cepat menyampaikan kekecewaannya.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyebut keputusan AS itu “sangat disesalkan dan menyakitkan”, dengan mengatakan bahwa hal tersebut telah mencegah Dewan Keamanan untuk “memainkan perannya yang semestinya dalam menghadapi kekejaman ini”.
Duta Besar Pakistan, Asim Ahmad, menggambarkan veto tersebut sebagai “momen kelam di ruangan ini”.
“Dunia sedang menyaksikan. Tangisan anak-anak seharusnya menembus hati kita,” katanya.
Amar Bendjama, Duta Besar Aljazair, menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Palestina.
“Saudara-saudara Palestina, saudari-saudari Palestina, maafkan kami,” katanya.
“Maafkan kami, karena dunia berbicara tentang hak, tetapi menolaknya bagi Palestina. Maafkan kami karena upaya kami, upaya tulus kami, hancur menabrak tembok penolakan ini.”.(*)
Disadur dari https://www.bbc.com/
Editor : Dedy Suwadha
Respon Netizen Dunia Ketika Presiden China Kecam Amerika Veto Gencatan Senjata Gaza di PBB

























