Penyebab Genk Narkoba Bunuh 3 Wanita Cantik dan Disiarkan Live di Medsos

Genk Narkoba Argentina Bunuh Remaja Putri
Jenazah Brenda del Castillo dan Morena Verdi, keduanya berusia 20 tahun, serta Lara Gutiérrez, 15 tahun, ditemukan tewas dan terpotong-potong di dalam tas. Seorang gembong narkoba Peru dari Villa 1-11-14 diduga terlibat dalam pembunuhan tiga perempuan; mereka telah hilang sejak Jumat. Foto X.com

WARTAKEPRI.co.id – Sebuah kelompomk atau genk narkoba telah menyiksa dan membunuh tiga perempuan cantik di Argentina. Menurut para pejabat, pembunuhan ini bahkan disiarkan langsung di Instagram. Kasus pembunuhan ini telah memicu kemarahan publik. Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di Buenos Aires pada hari Sabtu 27 September 2025 untuk menuntut keadilan bagi tiga korban.

Dikutip dari akun x.com, Foco Noticias @Desdeelfoco1 “Jenazah Brenda del Castillo dan Morena Verdi, keduanya berusia 20 tahun, serta Lara Gutiérrez, 15 tahun, ditemukan tewas dan terpotong-potong di dalam tas. Seorang gembong narkoba Peru dari Villa 1-11-14 diduga terlibat dalam pembunuhan tiga perempuan; mereka telah hilang sejak Jumat”

Keluarga para korban memegang spanduk bertuliskan nama mereka “Lara, Brenda, Morena”dan plakat bergambar mereka, diapit oleh para pendukung saat mereka berbaris menuju Parlemen.

Harris Nagoya

“Itu adalah narkofeminisida!” bunyi salah satu spanduk yang diusung para demonstran sembari menabuh drum. “Hidup kami tidak bisa dibuang!” bunyi bunyi spanduk lain dalam demo yang digalang oleh kelompok feminis.

Jenazah Morena Verdi dan Brenda del Castillo keduanya sepupu berusia 20 tahun, dan Lara Gutierrez yang berusia 15 tahun ditemukan terkubur pada hari Rabu di halaman sebuah rumah di pinggiran selatan Buenos Aires, lima hari setelah mereka hilang.

Kejahatan tersebut, yang oleh para penyidik polisi dikaitkan dengan geng narkoba, disiarkan secara langsung di Instagram dan ditonton oleh 45 akun anggota geng tersebut.

“Perempuan harus dilindungi lebih dari sebelumnya,” kata ayah Brenda, Leonel del Castillo, kepada para wartawan di lokasi protes. Sebelumnya, dia mengatakan tidak dapat mengidentifikasi jenazah putrinya karena kekerasan yang dialaminya.

Pada hari Jumat, Menteri Keamanan Nasional Patricia Bullrich mengumumkan penangkapan tersangka kelima, sehingga totalnya menjadi tiga pria dan dua wanita. Tersangka kelima, yang dituduh memberikan dukungan logistik dengan sebuah mobil, ditangkap di kota perbatasan Bolivia, Villazon.

Pihak berwenang telah merilis foto terduga dalang komplotan tersebut, seorang warga Peru berusia 20 tahun, yang masih buron. Penyelidik polisi mengatakan para korban, yang mengira mereka akan pergi ke pesta, dipancing masuk ke dalam sebuah van pada 19 September, diduga sebagai bagian dari rencana untuk “menghukum” mereka karena melanggar aturan geng dan sebagai peringatan bagi orang lain.

Polisi menemukan video tersebut setelah salah satu tahanan mengungkapkannya saat diinterogasi, menurut Javier Alonso, menteri keamanan provinsi Buenos Aires.

Dalam rekaman tersebut, seorang pemimpin geng terdengar berkata: “Inilah yang terjadi pada mereka yang mencuri narkoba dari saya.” Media Argentina melaporkan para penyiksa memotong jari, mencabut kuku, memukul, dan mencekik korban.

Meta, perusahaan induk Instagram, membantah bahwa siaran langsung tersebut terjadi di platformnya. “Kami belum menemukan bukti siaran langsung yang terjadi di Instagram. Tim kami terus bekerja sama dengan penegak hukum dalam menyelidiki kejahatan mengerikan ini,” ujar seorang juru bicara Meta kepada AFP, Minggu (28/9/2025).

Penyebab Genk Narkoba Bunuh 3 Wanita Cantik dan Disiarkan Live di Medsos

Federico Celebon, sepupu Brenda dan Morena, mengatakan kepada AFP bahwa para perempuan muda tersebut terkadang terlibat dalam pekerjaan seks “untuk bertahan hidup”, tanpa sepengetahuan keluarga mereka. “Mereka bernasib buruk karena bertemu di waktu yang salah dengan orang yang salah,” ujarnya.

Menurut laporan sejumlah media lokal, para perempuan tersebut diminta untuk menghadiri pesta tersebut sebagai pekerja seks komersial. Yamila Alegre, seorang perajin kulit berusia 35 tahun yang ikut demo pada hari Sabtu, mengecam liputan media atas kasus tersebut.

“Kami selalu berusaha membuat para perempuan itu merasa bersalah, kami tahu segalanya tentang kehidupan mereka, apa yang mereka lakukan di sana, seperti apa keluarga mereka…kami mempublikasikan foto-foto mereka tetapi kami tidak tahu apa-apa tentang para pelaku, bukan nama mereka, wajah mereka disamarkan,” ujarnya. Del Valle Galvan, bibi Lara, membantah bahwa remaja putri berusia 15 tahun itu terlibat narkoba atau prostitusi.

“Ada kemiskinan di lingkungan kami, tetapi apa yang orang katakan tentang Lara itu salah,” katanya. “Kami ingin keadilan ditegakkan, tidak ada yang ditutup-tutupi, dan seluruh kebenaran terungkap sehingga mereka yang bertanggung jawab dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka. Kami tidak takut!” katanya kepada AFP. (*)

Dikutip dari Sindonews/AFP

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025