QRIS Dorong Kemudahan Transaksi Digital Lintas Negara, Pasien RI di Malaysia Masih Terkendala

KPJ Malaysia dan QRIS Indonesia
Andra S. Kelana, Perwakilan KPJ Healthcare di Kota Batam (pegang mic) saat berada di RS KPJ Johor Malaysia

Layanan transaksi digital melalui smartphone semakin nyata dan tinggi digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam lima tahun terakhir. Transformasi ini kian masif sejak Bank Indonesia resmi memperkenalkan layanan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada 1 Januari 2020.

Hadirnya QRIS juga mendorong perbankan untuk bergerak cepat menghadirkan layanan mobile banking. Secara bersamaan, masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi sudah terbiasa menggunakan uang elektronik seperti GoPay, OVO, DANA, ShopeePay, dan LinkAja. Hanya dengan kartu SIM aktif dan nomor KTP, aplikasi dompet digital ini bisa langsung digunakan untuk bertransaksi, jauh lebih praktis dibandingkan membuka rekening bank.

Hingga tahun 2025, papan barcode QRIS telah menghiasi hampir seluruh kasir di toko-toko, mulai dari minimarket, warung kaki lima, wahana permainan, pembelian tiket, hingga layanan donasi. Keunggulan QRIS terletak pada fleksibilitasnya dapat digunakan mulai dari nominal Rp1 hingga maksimal Rp10 juta per transaksi.

Harris Nagoya
Transaksi QRIS oleh pengguna Malaysia di Indonesia selama Januari–April 2025 mencapai 21.715 transaksi, tumbuh 384 persen (year-on-year)

Dalam acara “Bincang Bareng Media” bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri awal Juni 2025 lalu, Deputi Kepala Perwakilan BI Kepri, Adidoyo Prakoso, mengungkapkan bahwa transaksi QRIS di Kepri telah mencapai Rp2,60 triliun dengan total 18,07 juta transaksi, digunakan oleh 48.812 merchant. Jumlah pengguna baru selama Januari–April 2025 juga meningkat tajam, mencapai 104,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Bank Indonesia saat ini terus mendorong perluasan penggunaan QRIS lintas negara, terutama di kawasan ASEAN. Hal ini memungkinkan wisatawan Indonesia untuk bertransaksi tanpa harus menukar mata uang lokal, begitu pula sebaliknya. Saat ini, QRIS sudah bisa digunakan di Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Adidoyo menjelaskan, transaksi QRIS oleh pengguna Malaysia di Indonesia selama Januari–April 2025 mencapai 21.715 transaksi, tumbuh 384 persen (year-on-year). Nilai transaksinya mencapai Rp6,96 miliar, atau tumbuh 789 persen (year-on-year). Jika diakumulasi sejak Mei 2023 hingga April 2025, nilai transaksi mencapai Rp15,29 miliar.

“Transaksi dari wisatawan Singapura dan Thailand di Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan positif selama tahun 2025 ini,” ujar Adidoyo.

Peluang di Layanan Kesehatan di Malaysia

Meningkatnya transaksi menggunakan Ringgit Malaysia di Indonesia, terutama di Kepulauan Riau, ternyata belum sepenuhnya memberi manfaat bagi warga Batam dan Kepri yang ingin berobat ke rumah sakit di Malaysia.

Andra S. Kelana, Perwakilan KPJ Healthcare di Kota Batam, menyambut baik perkembangan QRIS lintas negara. Ia mengaku telah sejak lama ingin menyampaikan aspirasi kepada Bank Indonesia agar QRIS Indonesia dapat digunakan untuk transaksi di rumah sakit di Malaysia. Selama ini pasien transaksi dengan menggunakan kartu kredit atau debit.

“Sejak 2024, ada sekitar dua ribu pasien kelas menengah ke atas yang berharap bisa membayar layanan kesehatan di Malaysia menggunakan QRIS. Ini akan memberikan rasa aman dan nyaman karena pasien tak perlu membawa banyak uang tunai ke luar negeri,” ujar Andra pada akhir Juni 2025.

Andra menambahkan, QRIS akan membantu menghindari pertanyaan dari pihak imigrasi terkait alasan membawa uang tunai dalam jumlah besar.

Ia juga mengisahkan pengalaman seorang pasien yang kesulitan membayar tagihan rumah sakit di Malaysia karena kartu debitnya tidak dapat digunakan secara internasional. Pasien tersebut akhirnya terpaksa mencari pinjaman untuk membayar tagihan medisnya.

Andra mengetahui bahwa QRIS Indonesia sebenarnya bisa digunakan di Malaysia melalui merchant yang menggunakan DuitNow QR Code. Namun, penggunaannya masih terbatas untuk transaksi retail dan wisata, belum mencakup rumah sakit.

Ia berharap penggunaan QRIS di rumah sakit Malaysia bisa segera terealisasi, mengingat urgensinya yang tinggi. Bahkan menurutnya, kehadiran QRIS di fasilitas kesehatan juga penting diterapkan di negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan.

“Kemudahan transaksi QRIS di luar negeri bukan hanya mendukung proses pengobatan, tapi juga memberikan rasa aman dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan,” tambah Andra.

Riza WD Perwakilan Gleneagles Hospital
Riza WD Perwakilan Gleneagles Hospital (IHH Healthcare Malaysia) di Indonesia

Hal sama juga disampaikan oleh Riza WD dari iCare Health & Wellness, Medical Concierge dari Gleneagles, Pantai & Prince Court Medical Center (IHH Healthcare Malaysia) di Indonesia juga menjelaskan untuk transaksi pasien di rumah sakit di Malaysia hanya bisa dilakukan dengan kartu kredit atau debit. Ada juga pasien melakukan pembayaran dengan uang tunai.

”Belum ada layanan QRIS dari bank di Indonesia langsung ke fasilitas QR Code di rumah sakit Malaysia. Penggunaan QRIS di Malaysia melalui aplikasi QRIS untuk belanja ada seperti Bank BCA, baru bisa digunakan untuk berbelanja di Restoran atau minimarket, itu pun di tempat tertentu, yang QR Code nya di terbitkan oleh Bank Malaysia melalui DuitNow. Sedangkan bila QR Code nya diterbitkan oleh dompet elektronik seperti TouchNGo, QRIS tidak bisa digunakan. Untuk pembayaran untuk perawatan dan perobatan masih percaya tunai, transfer, kartu debit atau kredit,” kata Riza WD, Minggu 6 Juli 2025.

Riza pun menceritakan untuk beberapa pasein seperti dari Surabaya biasanya ada yang lebih suka membawa uang tunai berobat ke Malaysia. Ditambahkan, nilai transaksi ke luar negeri nilai diatas belasan juta juga. Namun, tidak menutup kemungkinan di tahun tahun berikutnya, transaksi QRIS lintas negara ini akan banyak digunakan. Karena masa depan dan inovasi digital tidak akan bisa dilawan.

Dan, masa depan layanan kesehatan lintas negara akan makin terbuka jika inovasi digital seperti QRIS digunakan. Namun, kerja sama yang lebih luas dan konkret antar pemerintah masih sangat dibutuhkan agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Terutama ketika warga Indonesia dalam kondisi darurat medis di luar negeri. (*)

Tulisan Dedy Suwadha
Redaksi WartaKepri.co.id

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025