
NATUNA – Di tengah terik matahari Natuna, sebuah pemandangan lain dari wajah kepolisian Indonesia terpampang jelas. Bukan aksi pengejaran atau penggerebekan, melainkan senyum tulus AKP Nellay Boy, Kapolsek Bunguran Timur, yang dengan khidmat menyerahkan jaket keselamatan ke tangan nelayan tua yang telapaknya penuh dengan cerita laut.
Inilah “Jumat Berkah”, sebuah inisiatif yang mengubah laporan resmi menjadi aksi sosial yang menyentuh hati.
“Tugas kami tidak berhenti di meja. Telinga kami harus selalu mendengar, dan tangan kami harus bisa meringankan,” ujar AKP Nellay Boy, menyampaikan filosofi di balik program “Jumat Curhat” dan “Jumat Berkah” yang digencarkannya.
Kegiatan ini bukan sekadar seremonial. Di Desa Cemaga Selatan, forum duduk bersama antara polisi, perangkat desa, dan warga berhasil mengidentifikasi masalah yang sering luput dari laporan resmi: hewan ternak yang merusak tanaman, kenakalan remaja balap liar, potensi tawuran, hingga bahaya kebakaran hutan dan lahan.
“Kami hadir untuk mendengar. Dari keluh kesah yang tampak sepele, seringkali solusi besar untuk kedamaian desa dimulai,” tambah Nellay Boy, menekankan pendekatan kekeluargaan.

Setelah mendengar, aksi nyata pun langsung dijalankan. Sebagai puncak acara, “Jumat Berkah” diwujudkan dengan pembagian bantuan yang tepat sasaran.
Sepuluh jaket keselamatan (life jacket) diserahkan kepada para nelayan, disertai himbauan tegas dari Panit I Reskrim, IPDA Hawari Bate’e, S.H., M.H., untuk tidak menggunakan kompresor sebagai alat bantu menyelam karena sangat berbahaya.
“Keselamatan Bapak dan Ibu nelayan adalah yang utama. Cari nafkah boleh, tapi harus pulang dengan selamat kepada keluarga,” tegas IPDA Hawari.
Tidak kalah menyentuh, sepuluh paket sembako berisi bahan pokok lengkap beras, minyak, gula, dan kebutuhan sehari-hari dibagikan kepada warga kurang mampu. Setiap paket adalah simbol kepedulian, mengubah rutinitas kepolisian menjadi sentuhan yang menghangatkan.

Kepala Desa Cemaga Selatan, Abdul Gafar, menyambut baik inisiatif ini. “Kehadiran Bapak-bapak Polisi di tengah kami seperti saudara. Ini membuktikan bahwa Polri benar-benar hadir untuk rakyat,” ujarnya penuh apresiasi.
Kegiatan yang dihadiri tokoh masyarakat (Toga, Todat, Tomas) dan warga ini berjalan tertib dan khidmat. Suasana kekeluargaan yang tercipta semakin mengukuhkan sinergi yang solid antara Polri dan masyarakat dalam membangun keamanan dan ketertiban di Bumi Serumpun Balai Limo.
Ini adalah potret lain dari Bumi Bertuah Negeri Berjuluk Laut Sakti Rantau Bertuah Natuna. Sebuah cerita dimana “NKRI Harga Mati” tidak hanya diteriakkan, tetapi diwujudkan dengan aksi-aksi nyata yang humanis, membumi, dan penuh kasih.
(Rk)


























