“Menanam mangrove sebagai salah satu upaya mencegah bencana melindungi ekosistem laut,” kata Wabub Ngesti usai Sosialisasi Rehabilitasi Terumbu Karang, Mangrove, Padang Lamun, Estuaria dan Teluk di Dusun Penyong Kelurahan Sedanau, Kab Natuna,Senin (21/11/2016).
Bersama Warga dan Camat Bunguran Barat serta Aktivis lingkungan digagas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna saling bahu membahu menanam mangrov bibir pantai.
Menurut Ngesti, penanaman pohon harus ditingkatkan mengingat dampak perubahan iklim dan pemanasan global yang menyebabkan bencana alam.
“Hal ini merupakan bentuk antisipasi kita untuk memperbaiki lingkungan, mengurangi erosi dan abrasi pantai serta dapat menurunkan emisi gas rumah kaca,” ujar Wabup.
Pohon mangrove, kata dia, merupakan tempat berkembangbiaknya biota laut seperti ikan, udang, kerang dan burung.
Wabub Ngesti menekatkan jaga lingkungan alam serta dapat melestarikan kelangsungan hayati agar keberadaan tumbuhan Mangrove (Bakau) bagi ekosistem pesisir memegang peranan penting, terutama sebagai habitat sumberdaya perikanan, baik ikan, kepiting dan berbagai jenis fauna lainnya.
Selain itu juga mampu berperan sebagai penahan gelombang yang akan mengakibatkan abrasi garis pantai.
“Pelestarian hutan bakau perlu ditumbuhkan kepada seluruh masyarakat, terutama para nelayan pesisir dan kesadaran tersebut juga harus ditanamkan kepada generasi penerus untuk turut serta menjaga lingkungan yang akan mendukung pengidupan masyarakat,” terang Ngesti.
Masih kata Ngesti,saat ini dampak terjadi para nelayan tradisional harus mencari ikan pada jarak yang cukup jauh dari bibir pantai dikarenakan kondisi mangrove dan karang yang cukup memprihatinkan, terutama diwilayah Penyong Kelurahan Sedanau yang sudah melalui tahap analisa Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna sehingga dijadikan sasaran program kegiatan ini.
Harapan kedepan, kesadaran akan menjaga lingkungan dapat ditularkan kepada generasi muda.imbuhnya.
Mengingat tumbuhan mangrove memiliki berbagai manfaat, baik dari setiap bagian dari tumbuhan mangrove, berbagai manfaat yang terjadi secara alami serta peningkatan ekonomi masyarakat bahkan dapat pula dijadikan tujuan wisata seperti yang telah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, upaya pelestarian pohon mangrove ini menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Demikian pula masalah penambangan pasir yang dipergunakan untuk material pembangunan diwilayah setempat yang mengakibatkan garis pantai semakin berkurang.
“segera kita carikan solusi, melalui regulasi dan kesepakatan bersama dengan mengalihkan penambangan pasir pada lokasi yang tidak beresiko merusak lingkungan hidup,” tutur Ngesti.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna, Ir. Zuriati melaporkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merehabilitasi kondisi hutan Mangrove dengan melibatkan 60 orang peserta yang merupakan masyarakat setempat sebagai pelaku pelestari lingkungan.
Dengan harapan, kegiatan ini akan dapat menumbuhkan kesadaran seluruh masyarakat setempat untuk ikut serta menjaga kelestarian lingkungan, mencegah abrasi dan membangun habitat alami ekosistem pesisir.
Bibit Mangrove dilakukan penanaman secara simbolis oleh Wakil Bupati Natuna, diiringi oleh Camat Bunguran Barat Asmara Juana suhardi, Uspika Kecamatan dan dilanjutkan oleh seluruh peserta.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dengan bibit hutan mangrove yang akan ditanam sebanyak 13.000 bibit mangrove. (rikyRinov)

























