WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Walikota Batam, HM Rudi SE.MM buru-buru keluar dari Gedung DPRD Kota Batam, Rabu (18/4/2018). Wajahnya terlihat serius setelah beberapa saat berdiskusi unsur Pimpinan DPRD Kota Batam serta anggota DPRD Batam secara tertutup.
“Saya hanya menjelaskan kejadian yang sebenarnya, yang saya tahu. Saya juga meluruskan beberapa hal terkait masalah itu,” ujar Rudi sembari terus melangkah ke mobil yang telah menunggu di depan pintu gedung rakyat tersebut.
Dikatakan orang nomor satu di Batam ini, ia hanya tahu kalau acara itu adalah acara pelantikan Penjaga Marwah Rudi (PMR) yang dibarengi dengan pesta rakyat.
“Saya tak tahu susunan acaranya dan saya juga tak perlu tahu untuk itu,” tegasnya.
Untuk masalah hukum, rudi mengatakan pihaknya tidak akan ikut campur apalagi menginterpensi jalannya pemeriksaan.
“Saya tak akan ikut mencampuri proses hukum yang berjalan,” tutupnya dengan nada tinggi sembari masuk ke mobil.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Batam, Udin P Sialoho yang ikut dalam pertemuan tertutup itu mengatakan kalau Walikota menyampaikan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan dalam kegiatan tersebut.
PMR sendiri menurut pemaparan Rudi pada anggota dewan, merupakan relawan yang terbentuk bukan atas permintaan Rudi.
“Katanya itu cuma relawan, bukan sengaja dibentuk oleh walikota,” ujar Udin.
Disampaikannya juga, Rudi mengaku kalau ia sama sekali tak ada hubungan denganpergerakan yang dilakukan oleh PMR.
“Walikota tadi menyampaikan, bahkan pelantikan itu pun PMR meminta secara mendesak dan tiba-tiba, makanya dilakukan di Kantor Walikota Batam,” ujar Udin.
Begitu tahu kalau dalam agenda pesta rakyat itu ada seksi dancer, menurut Udin, Walikota langsung meminta agar nama dan fotonya yang terpajang di lokasi acara segera diturunkan.
“Ya, kami hanya mewanti-wanti agar kejadian ini tak terulang lagi, karena ini akan berakibat buruk bagi Batam secara menyeluruh,” tutup Udin.(*)
Tulisan/foto: Andi Pratama/bpro.id