WARTAKEPRI.CO.ID, BATAM – Rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Sauh mulai memasuki tahapan tekhnis. Warga sekitar akan di relokasi ke pulau-pulau terdekat.
Ada 200 kepala keluarga yang akan direlokasi nantinya. Namun, pemindahan warga ini akan dilakukan setelah urusan administrasi dan perizinan lainnya selesai.
“Untuk relokasi warga saya pikir waktunya tidak terlalu lama. Tapi kami mesti siapkan juga infrastrukturnya seperti Masjid, sekolah, dan fasilitas lainnya. Jadi warga tak hanya dipindahkan begitu saja,” kata Managing Direktur Panbil Group, Johanes Kennedy belum lama ini.
Pada prinsipnya, sambung Johanes, investor dan pelaksana pembangunan ingin semua berjalan sesuai rencana waktu meski sejauh ini tidak ada perubahan dari perencanaan awal.
“Dari kita dan investor tak ada perubahan. Hanya perlu menyesuaikan dengan ritme kerja pemerintah,” sebutnya.
Menurut dia, banyak aspek diluar swasta yang menjadi kewenangan pemerintah. Perizinan terkait pembangunan pelabuhan peti kemas ini melibatkan banyak pihak.
Tak hanya Pemerintah Kota Batam dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, tapi juga ada unsur lain seperti institusi kepelabuhanan, perhubungan, dan sebagainya.
“Koordinasi kan perlu waktu juga. Dari kami pihak swasta inginnya cepat,” ujar dia.
Kata Johanes, begitu perizinan selesai, pihaknya akan segera memulai pengerjaan proyek di Tanjung Sauh. Rencananya pembangunan jembatan dan pelabuhan akan dilakukan bersamaan.
Feasibility studies atau studi kelayakan dan beberapa penelitian terkait pembangunan pelabuhan ini, imbuh Johanes, telah selesai. Pihaknya menggunakan konsultan asing untuk melakukan studi tersebut.
“Studi kelayakannya udah selesai,” pungkasnya. (mcb)
Sumber foto : Istimewa


























