Warga Kampung Ambat Jaya Keluhkan Debu Aktifitas Sandblasting PT. Saipem, Sulaiman: Tutup Saja

sandblasting
Luar biasa, akibat debu dari aktifitas "sandblasting" perusahaan raksasa asal Italia, PT Saipem Indonesia Karimun Branch.(Foto : Tangkapan layar)

WARTAKEPRI.co.id, KARIMUN – Warga RW 03 dan RW 04, Desa Pangke Barat, Kampung Ambat Jaya, yang berjarak sekitar 50 meter atau tepatnya berada ring satu dari PT Saipem Indonesia Karimun Branch, mengeluh akibat debu dari aktifitas ” sandblasting ” perusahaan raksasa asal Italia tersebut.

Pasalnya dampak dari aktifitas sandblasting tersebut sangat menggangu warga. Tidak hanya itu saja, efeknya mencemari lingkungan dan pihak perusahaan tidak peduli dengan keadaan masyarakat sekitar.

Harris Nagoya

Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang warga bernama Muslim (45), kepada WARTAKEPRI.co.id.

Dirinya mengatakan, aktifitas kegiatan pembersihan plat besi dengan menggunakan sistem sandblasting atau proses penyemprotan abrasive dengan material pasir mengandung silica seringkali menimbulkan debu tebal yang mengotori pemukinan warga di sekitar lokasi.

“Tentunya aktifitas sandblasting dari PT Saipem sangat merugikan warga, terutama mengenai kebersihan dan kesehatan,” kata Muslim, Selasa (6/9/2022).

Karena menurutnya, setiap kali perusahaan melakukan aktifitas blasting, rumah warga dan seluruh perabotan yang ada didalamnya selalu dipenuhi dengan kotoran debu.

“Terlebih jika aktifitas dilakukan pada malam hari, ini jelas-jelas sangat menggangu warga, mulai dari kesulitan tidur (istirahat), hingga mengganggu kesehatan seperti sesak nafas dan batuk,” ujar Muslim dengan nada kesal.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Rukun Warga (RW) 04, Sulaiman (60) membenarkan perihal apa yang disampaikan oleh warga terkait debu dari aktifitas sandblasting yang dilakukan oleh PT.Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB).

Karena menurutnya dari aktifitas sandblasting tersebut sangat mencemari lingkungan dan permukiman warga Desa Pangke Barat, khususnya bagi warga yang menempati bilangan RW 03 dan RW 04.

“Debu yang ditimbulkan dari aktifitas sandblasting PT.Saipem sangat meresahkan masyarakat. Sebab setiap sandblasting beroperasi, sangat mengotori udara dan rumah-rumah warga yang terdampak, hingga menghirup debu, dan jika perlu ditutup saja aktifitas sandblasting tersebut,” paparnya.

Semetara itu, Ketua Forum Peduli Kesejahteraan Lingkungan (FPKL), Sahar Jemahat mendesak agar pihak PT. Saipem segera melakukan dialog kembali untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

“Warga RT 03 dan RW 04 meminta agar PT. Saipem mempertemukan perwakilan warga untuk dilakukannya audience (musyawarah) dengan pihak perusahaan yang mampu memberikan solusi dan keputusan yang jelas,” ungkap Sahar.

Dalam hal ini kata Sahar, Sustainability Facilitator At PT Saipem Indonesia Karimun Branch, Diko Getty Tuerah jangan hanya asal janji-janji kosong belaka saja.

“Dari dulu hanya omong kosong belaka. Banyak cengkonek. Padahal kita juga sudah menyurati kepada pihak perusahaan, akan tetapi hingga saat ini belum ada balasan (jawabannya),” ungkapnya jengkel.

Dirinya merasa kesal dengan sikap pihak PT. Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB) yang terkesan lamban sehingga tidak peduli dengan lingkungan sekitanya.

“Kondisi ini sebenarnya sudah sering terjadi. Namun meskipun sudah sering diberitahukan, akan tetapi pihak perusahaan selalu menganggap remeh dengan tidak menggubris keluhan-keluhan dari masyarakat sekitar,” ucap Sahar.

Masih kata Sahar, aktifitas sandblasting yang dilakukan oleh PT.Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB) tentunya jelas sangat merugikan warga.

“Dampaknya tidak hanya perusakan lingkungan saja, akan tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat salah satunya warga terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” tandasnya. (*)

Editor : Aziz Maulana

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025