WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Selamat untuk sahabat Akar Bhumi Indonesia, Yogi Eka Sahputra, jurnalis Tempo atas dedikasinya terhadap lingkungan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pendiri Akar Bhumi Indonesia (ABI), Hendrik Hermawan.
Hampir 5 tahun terkahir ini Akar Bhumi Indonesia mengenal sosok Yogi Eka Sahputra.
Lelaki muda yang pikirannya terkadang terlalu tua untuk pemuda seusianya, namun justru disitulah ia menempa dirinya sendiri.
Memiliki keteguhan di masa mudanya yang banyak tantangan dan godaan.
Dibalik semua istilah, entah champion atau apapun itu, kata Hendrik dirinya mengetahui dan paham, bahwa Yogi hanyalah ingin menulis apa yang mengganggu pikiran dan perasaannya.
“Walau terkadang dia juga jurnalis yang memuja hal indah dengan sastranya,” ungkap Hendrik, Jum’at (24/3/2023).
Menurutnya, kejahatan lingkungan yang dikenal dengan istilah lainnya environmental crime telah merugikan banyak hal, manusia, ekosistem dan juga makluk hidup lainnya.

“Ironisnya hanya segelintir orang yang mengeruk keuntungan besar di balik rusaknya lingkungan,” papar Hendrik.
Degradasi lingkungan dan deforestasi kata pria berambut panjang ini bukan saja merugikan kehidupan umat manusia saat ini, namun juga mengurangi daya tahan lingkungan bagi kehidupan generasi masa depan.
“Di tengah gaung rehabilitasi yang dilakukan pemerintah serta FOLU Net Sink 2030, demi memberikan kontribusi global bagi penyerapan dan pengurangan emisi karbon,” pungkasnya.
Oleh karena itu, kata Hendrik upaya penegakan hukum lingkungan sangat penting untuk dilakukan.
BACA JUGA NGO Akar Bhumi Indonesia Laporkan PT Saipem Ke LHK RI, Soni: Extraordinary Crime
Sebagaimana disampaikan oleh Sekjen PBB, Antonio Gutteres bahwa kerusakan lingkungan tidak akan mampu dikejar dengan perbaikan.
“Karena kerusakan lingkungan bak deret ukur dan rehabilitasi bak deret hitung,” ucap Hendrik.
Oleh karena itulah Hendrik menambahkan, kejahatan lingkungan mesti harus dihentikan.
Namun, Tidak banyak pihak yang ingin terlibat dalam hal ini, karena dalam upaya penegakan hukum, biasanya akan terlibat dengan banyak pihak.
“Selain godaan berupa iming-iming, terkadang menghadapi bahaya keselamatan jiwa raga pun kerap terjadi. Terkadang dijauhi oleh mitra-mitra,” paparnya.(Aman/ABI)