WARTAKEPRI.co.id, KARIMUN – Seluruh daerah di wilayah Kepulauan Riau, memiliki potensi yang dapat menjadikan daerahnya terkenal dan banyak di kunjungi, terutama masyarakat dari luar daerah, termasuk negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Tidak terkecuali Kabupaten Karimun, yang terletak di wilayah perbatasan antar 2 negara di semenanjung Selat Malaka.
Salah satu potensi yang dapat digali untuk menjadikan suatu daerah di kenal dan di kunjungi oleh banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Melihat potensi daerah yang ada di Kampung Ambat Jaya, Desa Pangke Barat, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, menjadikan Anak Karimun Bersatu Untuk Negeri (AKBN), berinisiatif untuk bergabung dan berkontribusi bersama Forum Peduli Kesejahteraan Lingkungan (FPKL) dan juga Akar Bhumi Indonesia untuk mengangkat potensi yang ada di wilayah tersebut.
“Turut berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan World Environment Day 2023, berkolaborasi dengan Akar Bhumi Indonesia dan juga FPKL,” ucap Founder Anak Karimun Bersatu Untuk Negeri (AKBN), Juni Megawati Nainggolan, Minggu (4/6/2023).
Karena menurutnya, rekam jejak atau track record dari Akar Bhumi Indonesia (ABI) sendiri sudah terbukti.
“Hasil kinerja yang baik, kesuksesan, keberhasilan, dan seluruh yang menghasilkan output yang patut ditonjolkan dan memang sudah terbukti,” beber perempuan yang akrab disapa Jume ini.
Sebagai event kepedulian terhadap kelestarian alam di Kabupaten Karimun, sekaligus sebagai upaya meningkatkan penghijauan dan memelihara ekosistem lingkungan.
Untuk itu pihaknya mengapresiasi sekaligus mendukung penuh kegiatan yang akan rutin dilaksanakan setiap tahunnya tersebut.
“Sangat mendukung, terlebih wadah kami memiliki sanggar seni dan budaya, untuk selalu peduli terhadap lingkungan hidup, salah satunya menjadi duta mangrove pada event WED tahun 2023 ini,” ujar ibu Bhayangkari tersebut.

Jume menambahkan, akan mengikutsertakan 18 orang peserta duta mangrove pada perhelatan event WED tahun 2023 tersebut.
Dimana usia 5 tahun hingga dewasa usia 17 tahun. Mereka diharapkan menjadi citra teladan generasi muda Indonesia yang dinamis, kreatif, cerdas, peduli terhadap isu-isu lingkungan hidup khususnya ekosistem mangrove.
“Menjadi ujung tombak Akar Bhumi Indonesia dalam mempromosikan kampanye “Save Mangrove, Save The World,” tandasnya.(Aman)