Sebulan FPKL Tanam Bibit Mangrove, Hasilnya Sungguh Menakjubkan

WARTAKEPRI.co.id, KARIMUN – Sudah sebulan Forum Peduli Kesejahteraan Lingkungan (FPKL) Kampung Ambat Jaya, Desa Pangke Barat, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau menanam bibit pohon mangrove.

Penanaman 1000 bibit tanaman pohon mangrove pada titik koordinat 1.03.71.04”N 103.32.45.34” E tersebut, terhitung sejak pelaksanaan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED) tahun 2023.

Dengan menggunakan tagar dan slogan ‘BeatPlasticPollution’ yang jatuh pada hari Senin tanggal 5 Juni 2023, FPKL bersama Akar Bhumi Indonesia (ABI) menggandeng beberapa perusahaan dan instansi terkait lainnya, seperti PT Timah Tbk Unit Kundur dan PT Bukit Alam Persada (BAP) serta UPBU Raja Haji Abdullah Tanjungbalai Karimun Kepulauan Riau.

Harris Nagoya

“Kondisinya alam dan lingkungan yang semakin terpuruk, dengan manfaat mangrove yang besar, menjadikan Forum Peduli Kesejahteraan Lingkungan untuk selalu konsisten dan berkomitmen untuk menjaga lingkungan,” terang Ketua FPKL, Sahar Jemahat, Rabu (5/7/2027).

Kematian pohon mangrove ditandai oleh daun dan batang yang mengering atau menguning, sebagian layu, dan tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pucuk baru. Jika terdapat tanaman yang mati, hendaknya harus segera dilakukan penyulaman dengan tanaman baru.(Foto: Aman)

Selanjutnya kata Sahar, program penanaman mangrove harus dimulai terlebih dahulu dengan mempersiapkan pembibitan (nursery).

“Perlu dukungan dari seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan hidup,” ucap Sahar.

Setelah aktivitas penanaman dilakukan, akan muncul beberapa tumbuhan pengganggu (gulma) seperti paku-pakuan. Oleh karena itu, diperlukan perawatan hingga penyiangan dan penyulaman secara berkala.

Masih kata Sahar, pada saat tanaman mulai tumbuh berkembang, sebaiknya sering dilakukan pengecekan secara rutin, sehingga jika ada tanaman yang mati dapat segera disisip (penyulaman) secepatnya, sehingga tanaman tumbuhnya merata, nampak seumuran semuanya.

“Kematian pohon mangrove ditandai oleh daun dan batang yang mengering atau menguning, sebagian layu, dan tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pucuk baru. Jika terdapat tanaman yang mati, hendaknya harus segera dilakukan penyulaman dengan tanaman baru,” paparnya.

Kegiatan penyulaman dilakukan jika presentasi hidup tanaman kurang dari 90 persen.

Pada umumnya, kata Sahar mangrove (Rhizophora apiculata) sebagai tumbuhan pengikat tanah membutuhkan waktu setengah tahun untuk menjadi benih layak tanam dengan panjang 20 sentimeter dan berdaun 2 pasang.

“Sedangkan untuk menjadi mangrove yang sanggup menahan gelombang laut dibutuhkan waktu antara 5 hingga 10 tahun, tergantung dengan kondisi tanah lumpur (media),” paparnya.

Kedepannya, Sahar berharap agar Kampung Ambat Jaya, Desa Pangke Barat, akan menjadi sentra pembibitan mangrove untuk gerakan penanaman mangrove di Kabupaten Karimun.

“Guna memperbaiki biota laut dan kelestarian mangrove, sekaligus mencegah abrasi, karena pentingnya pohon mangrove untuk ekosistem yang ada di sekitarnya,” tutur Sahar.

Sahar menambahkan, dari 1000 pohon mangrove yang ditanam, 85 persen tingkat keberhasilan, dan sisahnya hanya 15 persen yang gagal.

“Alhamdulillah hanya 15 persen tingkat kematian (rusak) karena disebabkan oleh sedimentasi lumpur dan pasir,” sebut Sahar.

Tidak hanya itu saja, kata Sahar ada beberapa kendala dan permasalahan dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangan pohon mangrove, salah satunya sampah.

Setelah dilakukan penanaman pohon mangrove 1 bulan, dengan lebar dedaunan 2 sampai dengan 3 sentimeter, dan tinggi tanaman pohon mangrove yang ditanam saat ini kurang lebih sekitar 70 hingga 80 sentimeter.(Foto: Aman)

“Ditemukannya plastik-plastik yang terpendam di dalam lumpur sedimen, dengan kedalaman mencapai 25 hingga 35 sentimeter. Plastik yang tersangkut di lapisan atas ini semakin mengurangi akses pohon untuk mendapatkan oksigen,” beber Sahar.

Untuk daunnya sendiri, kata sahar sudah mulai tumbuh dan berkembang, dengan tunas 2, 4 hingga 6 lembar daun, dengan diameter 2 hingga 3 sentimeter.

“Dengan lebar dedaunan 2 sampai dengan 3 sentimeter, dan tinggi tanaman pohon mangrove yang ditanam saat ini kurang lebih sekitar 70 hingga 80 sentimeter,” tandasnya.(Aman)

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025