
PEKANBARU – Pemerintah pusat memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau, menyusul perubahan cuaca yang diantisipasi dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencuatkan wacana menggunakan modifikasi cuaca untuk mengurangi risiko banjir di beberapa titik di Provinsi Riau.
Namun, informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa intensitas curah hujan di Riau diprediksi akan berkurang dalam seminggu ke depan.
BACA JUGA: Tragedi Terbesar Israel di Gaza: 24 Tentara IDF Tewas dalam Serangan RPG
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M. Edi Afrizal, menjelaskan bahwa setelah berkoordinasi dengan BMKG, diputuskan untuk membatalkan TMC.
“Seminggu ke depan itu diprediksi curah hujan di Riau mulai berkurang. Intensitasnya antara ringan sampai sedang,” ujar Edi Afrizal pada Selasa (23/1/2024).
Koordinasi dilakukan dengan BNPB, dan hasilnya adalah pemutusan pelaksanaan TMC. Keputusan ini didasarkan pada penurunan intensitas curah hujan yang sudah terjadi.
“Kita sudah koordinasikan dengan BNPB, itu tidak kita ajukan. Sebab kalau tetap dilakukan TMC justru kita khawatir Riau minim curah hujan dan rawan Karhutla. Karena ini kan sudah mulai masuk kemarau tahap I,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, mengusulkan ide modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan dan menggeser awan yang berpotensi hujan di Riau. Meskipun demikian, TMC tidak dianggap sebagai solusi yang tepat mengingat prediksi cuaca yang menunjukkan penurunan curah hujan.
BNPB sebelumnya telah melakukan TMC di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk memodifikasi hujan dan mencegah potensi banjir. Meskipun hasilnya tidak terlihat secara langsung, namun Suharyanto mengklaim bahwa tindakan tersebut telah berhasil mengurangi risiko banjir yang lebih parah. (kur)

























