Lanud RSA Natuna Jadi Benteng Terakhir Lindungi Warisan Budaya

Komandan Lanud RSA Natuna, Kolonel Pnb. Dedy Iskandar dalam jumpa pers bersama awak media, Di Lanud Raden Sadjad, Senin (15/7/2024)
Komandan Lanud RSA Natuna, Kolonel Pnb. Dedy Iskandar dalam jumpa pers bersama awak media, Di Lanud Raden Sadjad, Senin (15/7/2024)

WARTAKEPRI.CO.ID- Berkat kejelian dan kecurigaan yang tinggi, petugas Lanud Raden Sadjad (RSA) Natuna berhasil menggagalkan upaya penyelundupan empat buah keris. Aksi heroik mereka patut diacungi jempol, mengingat betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga kelestarian warisan budaya bangsa di Pulau Terluar Indonesia.

Dalam sebuah operasi yang menegangkan, petugas bandara di Natuna berhasil menggagalkan upaya penyelundupan harta karun kuno berupa empat buah keris. objek diduga cagar budaya (ODCB) Keris-keris yang diduga berasal dari abad lampau memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan diburu oleh kolektor.

Kronologi penyitaan dilaksanakan pada Sabtu, 13 Juli 2024 sekitar pukul 14 : 00 WIB. Di x- ray terminal bandara lanud raden sadjad terdeteksi dan akan dikirim melalui cargo pesawat Nam Air IN-037 rute Bandara Raden Sadjad Natuna-Hang Nadim Batam-Soekarno Hatta Jakarta.

Harris Nagoya
Keris behasil di amankan petugas lanud Raden sadjad Natuna
Keris behasil di amankan petugas lanud Raden sadjad Natuna

Komandan Lanud RSA Natuna, Kolonel Pnb. Dedy Iskandar dalam jumpa pers bersama awak media mengatakan, tindakan tersebut dilakukan berdasarkan Undang- undang no 11 tahun 2010 tentang cagar budaya dan Perda Kabupaten Natuna Nomor 15 tahun2021 tentang pelestarian dan pengelolaan cagar budaya.

“Kasus penyelundupan keris kuno ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya melindungi warisan budaya bangsa. Kerjasama antara berbagai pihak, mulai dari petugas bandara, kepolisian, hingga masyarakat, sangat diperlukan untuk mencegah aksi kejahatan serupa terulang kembali,” kata Danlanud, Dedi Iskandar, Di markas Lanud RSA, Senin (15/7/2024).

Barang-barang bernilai sejarah itu selanjutnya akan diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna untuk dilestarikan sebagai cagar budaya Indonesia.

“Sementara seluruh data dan informasi yang kami dapatkan akan kami serahkan ke Polres Natuna untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut,” tegas Kolonel Dedy.

Senada dikatakan Hendra Kusuma, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, menyambut gembira penangkapan keris-keris kuno ini. Menurutnya, ini adalah sebuah kemenangan bagi upaya pelestarian cagar budaya di Natuna.

“Penemuan ini sangat berharga bagi kami,” ujar Hendra. “Keris-keris ini akan menjadi tambahan koleksi yang sangat bernilai bagi Museum Natuna. Kehadirannya akan semakin memperkaya khazanah budaya kita.” paparnya.

Hendra juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melakukan penelitian lebih lanjut terhadap keris-keris ini untuk mengetahui asal-usul dan sejarahnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Sementara Kapolres Natuna yang diwakili Kanit Jatanras Sat Reskrim Polres Natuna, Aiptu Teddy Saputra mengapresiasi kerjasama yang baik antara Polres Natuna, Lanud RSA, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna dalam penanganan kasus ini.

“Kerjasama yang solid antar instansi sangat penting untuk memberantas kejahatan berupa penyelundupan benda cagar budaya,” ujar Aiptu Teddy.

“Kami berharap kerjasama ini dapat terus ditingkatkan agar dapat memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan.” paparnya.

Dalam gelar jumpa pers tersebut Para jurnalis memeberikan pertanyaan seputar temuan cakarbudaya, objek diduga cagar budaya, sosok jurnalis sosial dan budaya Natuna Riky Rinovsky berikan gambaran singkat, lebih dari penekanan pada aspek lain.

Dari cakar budaya berupa Batu purba di Natuna sangat penting untuk dilindungi karena, Nilai sejarah dan geologis, Batu purba adalah jendela ke masa lalu, memberikan informasi tentang pembentukan Bumi dan kehidupan awal.”Batu-batu cagar budaya ini bisa menjadi kunci untuk memahami evolusi Bumi dan kehidupan,” katanya.

Dari nilai budaya batu purba natuna adalah bagian penting dari identitas dan kepercayaan masyarakat setempat. Batu purba bisa menjadi daya tarik wisata yang unik dan berkelanjutan. “Upaya pelestarian yang perlu dilakukan dan dijaga sebagai warisan alam semesta,” kata Riky berikan masukan.

Dalam suasana yang khidmat, Komandan Lanud RSA secara simbolis menyerahkan empat buah keris kuno kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna. Senada, Andi Surya salah seorang jurnalis Natuna diberikan kesempatan membuka gagang keris dari sarungnya sampai waktunya keris keris itu dipajang menjadi koleksi museum Natuna, Momen serah terima ini menandai babak baru dalam upaya pelestarian cagar budaya di Natuna.

Dengan tangan bergetar karena haru, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menerima benda-benda bersejarah ini. Ia berjanji akan merawat keris-keris ini sebaik mungkin dan menjadikannya sebagai aset berharga bagi generasi mendatang diletakan di museum Natuna.

Dokumen ini akan menjadi bukti otentik bahwa keris-keris tersebut merupakan benda cagar budaya yang dilindungi undang-undang. Selain itu, dokumen ini juga akan sangat berguna untuk penelitian lebih lanjut tentang sejarah dan budaya masyarakat Natuna.

Datok kaya wan muhammad Dun dengan sebilah keris mengadap laut natuna utara
Datok kaya wan muhammad Dun dengan sebilah keris mengadap laut natuna utara

Patung Datuk Kaya Muhammad Dun: Simbol Kepahlawanan dan Kedaulatan NKRI Natuna

Di ujung utara Nusantara, tepatnya di Pulau Laut, Kabupaten Natuna, berdiri megah sebuah monumen yang menjadi saksi bisu sejarah perjuangan bangsa. Patung Datuk Kaya Muhammad Dun, dengan tinggi menjulang 14 meter dan berat mencapai 2 ton, menjadi simbol kepahlawanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia masyarakat pulau Natuna.

Datuk Kaya Muhammad Dun adalah sosok yang sangat dihormati oleh masyarakat Natuna. Beliau adalah seorang tokoh tiga zaman yang telah berjuang mempertahankan pulau ini dari penjajahan Belanda, Jepang, hingga kembali Belanda datang. Keberanian dan kecerdasannya dalam memimpin perlawanan rakyat Natuna membuatnya menjadi legenda yang terus dikenang hingga kini.

Desain patung yang begitu detail dan penuh makna menyimpan pesan yang mendalam. Postur tubuh yang tegak dan tatapan mata yang tajam menggambarkan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa.

Sebilah keris yang digenggam erat di tangan kanannya adalah simbol perlawanan dan kedaulatan. Keris, senjata tradisional Nusantara, telah menjadi ikon perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman dahulu.

Patung yang didesain dengan konstruksi yang sangat kokoh. Rangka besi yang dilapisi cor semen mampu menahan terpaan angin kencang dan hempasan ombak laut natuna Utara.

Letaknya yang strategis, tepat di bibir pantai menghadap ke Laut Natuna Utara, seakan menjadi penjaga pintu masuk wilayah Indonesia dari arah utara.

Pembangunan patung ini merupakan hasil kolaborasi antara Mabes TNI dan Pemkab Natuna. Proses pembuatannya melibatkan para seniman dan ahli teknik yang terampil. Mereka berhasil menciptakan karya seni monumental yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.

Keberadaan patung ini memiliki nilai historis dan edukatif yang sangat tinggi. Patung ini menjadi sarana untuk mengenalkan sejarah perjuangan bangsa kepada generasi muda. Dengan mengunjungi patung ini, masyarakat dapat belajar tentang pentingnya menjaga kedaulatan negara dan menghargai jasa para pahlawan.

Bagi generasi muda, Patung Datuk Kaya Muhammad Dun adalah sumber inspirasi. Patung ini mengajarkan kita tentang pentingnya nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan pengorbanan. Kita harus terus menerus belajar dari sejarah dan menjadikan para pahlawan sebagai teladan.

(Riky)

 

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025