NATUNA – Laut Natuna yang luas dan kaya sumber daya, tak ubahnya kapal besar yang membutuhkan nakhoda handal untuk mengemudikannya. Nakhoda yang tak hanya mampu menghadapi ombak dan badai, tapi juga membawa kapal itu menuju tujuan yang dicita-citakan.
Dalam konteks kepemimpinan Kabupaten Natuna Negeri Kepulauan di Perbatasan Laut Natuna Utara, sosok Putra Bunguran, Wan Siswandi dan Rodhial Huda membuktikan diri sebagai nakhoda yang teruji.
Pepatah “Nakhoda yang handal tidak terlahir dari laut yang tenang” sangat tepat menggambarkan perjalanan Wan Siswandi dan Rodhial Huda.
Mereka bukanlah pemimpin yang lahir dari situasi yang mudah dan nyaman. Tantangan pembangunan, pengelolaan sumber daya alam, hingga dinamika sosial politik telah menempa mereka menjadi pemimpin yang tangguh dan berdaya juang tinggi.
Selama periode kepemimpinan sebelumnya, Wan Siswandi dan Rodhial Huda telah menunjukkan dedikasi dan kerja nyata untuk memajukan Natuna.
Berbagai program pembangunan telah mereka gulirkan, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hasilnya, Natuna kini menjelma menjadi kabupaten yang semakin berkembang dan berdaya saing.
Dengan semangat “Natuna Maju, Mandiri, Sejahtera rukun harmonis Maritim Juara” Wan Siswandi dan Rodhial Huda memiliki visi yang jelas untuk membawa Natuna ke level yang lebih tinggi.
Mereka berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta menjadikan Natuna sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah perbatasan perairan. Laut natuna Utara.
Dalam Pilkada Natuna 2024, Wan Siswandi dan Rodhial Huda pasangan solid kembali menawarkan diri untuk memimpin Natuna. Dengan pengalaman, rekam jejak yang baik, serta visi yang jelas, mereka adalah pilihan yang untuk melanjutkan langkah pertama menuju periode ke dua meraih mandat rakyat.
Bupati Natuna, Wan Siswandi, dengan rendah hati menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Natuna atas segala kekurangan yang mungkin terjadi selama masa kepemimpinannya yang relatif singkat.
Beliau secara terbuka mengakui bahwa pandemi COVID-19 telah menghambat upaya pembangunan, mengurangi masa efektif kepemimpinannya menjadi hanya 2,5 tahun dari total 3,5 tahun.
Meskipun menghadapi tantangan yang signifikan, Wan Siswandi menegaskan bahwa beliau dan timnya tidak pernah berhenti bekerja keras untuk memajukan Natuna.
Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Mungkin ada program yang belum terlaksana sepenuhnya atau target yang belum tercapai, tetapi komitmen mereka untuk melayani masyarakat Natuna tidak pernah pudar.
Keterbatasan anggaran juga menjadi kendala yang dihadapi selama masa kepemimpinan Wan Siswandi. Namun, beliau dan timnya berusaha mencari solusi kreatif dan memanfaatkan sumber daya yang ada seefektif mungkin.
Mereka berupaya menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat, pihak swasta, dan lembaga lainnya untuk mendatangkan investasi dan dukungan bagi pembangunan Natuna.
Permintaan maaf Wan Siswandi mencerminkan sikap kepemimpinan yang bertanggung jawab dan transparan. Beliau tidak mencari alasan atau menyalahkan keadaan, melainkan mengakui kekurangan yang ada dan berkomitmen untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Meskipun masa jabatannya akan segera berakhir, Wan Siswandi berharap bahwa upaya yang telah dilakukan selama ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Natuna.
Berbagai harapan mengemuka, mulai dari peningkatan kesejahteraan ekonomi, pemerataan pembangunan, penguatan sistem pendidikan dan kesehatan, hingga penegakan hukum yang adil dan transparan.
Warga berharap pemimpin mampu menciptakan lapangan kerja yang luas, meningkatkan kualitas layanan publik, serta memberantas korupsi yang telah menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kami ingin pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan hanya untuk kepentingan kelompok atau golongan tertentu,” ujar Ardian seorang warga Pulau Laut. “Kami butuh pemimpin yang visioner, mampu membawa Indonesia khusus nya kami di pulau perbatasan bisa bersaing di kancah global, sekaligus memperhatikan kebutuhan masyarakat di tingkat akar rumput,” papar Ardian.
Selain itu, warga juga mendambakan pemimpin yang memiliki integritas moral yang tinggi, jujur, amanah, dan mampu menjadi teladan bagi masyarakat.
Pemimpin yang mampu mempersatukan, merangkul keberagaman, serta membangun semangat persatuan untuk mewujudkan cita-cita bersama.
“Kami ingin pemimpin yang bisa kami percaya, yang bisa kami andalkan untuk membawa Natuna menuju masa depan yang lebih cerah,” tambah seorang warga Kecamatan Midai. “Kami ingin pemimpin yang bisa membuat kami bangga menjadi bagian dari bangsa ini,” papar Budiman.
Mari bersama Wan Siswandi dan Rodhial Huda, kita wujudkan perubahan besar untuk daerah Natuna, warga sejahtera rukun harmonis menuju Natuna maju, Natuna maritimnya juara, mandiri, dan sejahtera. “Karena nakhoda yang handal akan membawa kapal Natuna mengarungi samudra tantangan menuju masa depan yang gemilang,” kata Budiman.
Harapan-harapan ini menjadi pengingat bagi para pemimpin dan calon pemimpin, bahwa mandat yang mereka emban adalah amanah rakyat yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Bukan sekadar janji manis di atas kertas, melainkan komitmen nyata untuk mewujudkan Natuna yang lebih baik bagi seluruh elemen masyarakat 17 Kecamatan Kabupaten Natuna Negeri Berjuluk Laut Sakti Rantau Bertuah.
(Rky)