WARTAKEPRI.CO.ID – Masuk puasa Ke 17 duka mendalam menyelimuti keluarga dan warga Kecamatan Serasan, Natuna, setelah Nakhoda Kapal, Fandi berpulang ke rahmatullah dalam musibah kebakaran dan kandasnya kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, KM. Lyyra, di perairan Pulau Subi Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
Insiden tragis ini terjadi pada Selasa pagi, mengakibatkan satu korban jiwa, sementara empat anak buah kapal (ABK) lainnya berhasil diselamatkan dengan dua di antaranya mengalami luka bakar.
Kejadian serupa kerap kali terulang dalam catatan Wartakepri.co.id setidaknya musibah kebakaran kapal sudah sepanjang tahun 2015 hingga 2025 telah 4 kali kejadian dengan kapal berbobot kayu.
Fandi bersama rekannya berjuang memenuhi nafkah keluarga dimana Kapal pompong kayu berbobot 46 GT tersebut sedang mengangkut 80 ton solar untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di wilayah Subi. Saat mendekati alur pelabuhan Subi, kapal kandas di karang. Upaya Kapten Fandi untuk melepaskan kapal dengan memaju-mundurkan mesin justru memicu percikan api di ruang mesin. Percikan tersebut kemudian menyambar muatan solar, menyebabkan kebakaran hebat yang tak terbendung.
Menyadari situasi yang semakin kritis, kelima ABK memutuskan untuk melompat ke laut. Tim gabungan yang terdiri dari Prajurit Pos TNI AL Subi (Posal Subi), Polairud Subi, dan warga setempat segera melakukan pencarian dan evakuasi. Empat ABK berhasil ditemukan selamat, meski dua di antaranya mengalami luka bakar. Namun, Kapten Fandi ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Komandan Posal Subi, Letda Laut (P) Edi Sandra, menyatakan bahwa upaya evakuasi dilakukan dengan cepat dan terkoordinasi. “Kami berkoordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat untuk memastikan semua korban dapat diselamatkan,” ujarnya.
“Namun, kami sangat berduka atas kehilangan Kapten Fandi, yang telah berjuang hingga akhir.” ujar salah sorang warga serasan.
Kapal pompong tersebut habis terbakar, sementara ABK yang selamat kini menjalani perawatan intensif di Puskesmas Subi. Posal Subi terus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk penanganan pasca-evakuasi, termasuk proses identifikasi korban meninggal dan penyelidikan penyebab kebakaran.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan pelayaran, terutama bagi kapal yang mengangkut muatan berbahaya seperti BBM. Masyarakat Subi berduka atas kejadian ini, namun mengapresiasi upaya heroik para petugas dan warga yang turun langsung membantu evakuasi. Semoga Kapten Fandi mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, sementara korban luka dapat segera pulih dan kembali ke keluarga mereka.
Keluarga besar warga Serasan memohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat. Semoga musibah ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan keselamatan dalam setiap pelayaran.
(Pen/jrg)