
WARTAKEPRI.co.id BATAM – Anwar Anas kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi hukum di Batam. Kali ini, sorotannya tajam tertuju pada Lapas Kelas IIA Batam, setelah aparat menggerebek aktivitas peredaran narkoba yang melibatkan delapan narapidana dan seorang petugas lapas.
Bagi anggota DPRD Kota Batam dari Fraksi Gerindra ini, kasus tersebut menjadi bukti nyata bahwa sistem pengawasan di balik tembok penjara telah rapuh dan perlu pembenahan secara menyeluruh.
“Jeruji penjara seharusnya menjadi garis akhir dari kejahatan,” ujar Anwar dengan nada serius, Senin (14/7/2025).
“Namun jika di balik jeruji itu kejahatan justru berkembang, maka ini bukan sekadar ulah napi, tapi tanda kegagalan sistem yang dibiarkan terus membusuk,” kata Anwar Anas.
Anwar tidak tinggal diam. Ia mendesak Kementerian Hukum dan HAM bersama Kantor Wilayah dan pengelola Lapas Batam untuk melakukan evaluasi total, menyisir seluruh celah pengawasan, mulai dari distribusi logistik hingga potensi keterlibatan oknum petugas.
“Penjara bukan tempat membangun kerajaan kriminal baru,” tegasnya.
Kalau ponsel dan sabu bisa masuk, berarti ada yang membuka pintu. Ini bukan soal razia semata. Ini soal keberanian menyentuh akar persoalan.
Sebagai politisi yang konsisten menyuarakan keadilan dan transparansi. Anwar juga menilai bahwa razia dadakan akan menjadi sekadar formalitas jika tidak membarenginya dengan perubahan struktural.
Ia mendorong penggunaan teknologi pengawasan modern, audit eksternal berkala, dan pelibatan masyarakat sipil agar pengelolaan lapas berjalan dengan akuntabel.
BACA JUGA Bamus dan Banggar DPRD DKI Kunker ke DPRD Batam Bahas Percepatan Perubahan APBD
“Kita tidak bisa terus pura-pura buta. Di balik tembok tinggi itu, masih ada manusia yang seharusnya mendapat pembinaan. Bukan malah menyempurnakan kejahatannya,” katanya lagi dengan nada prihatin.
Anwar pun mengingatkan bahwa Batam sebagai kota perbatasan dan kawasan strategis nasional, tidak boleh memberikan ruang bagi berkembangnya kriminalitas, terlebih di lembaga pemasyarakatan.
“Lapas bukan benteng bisnis narkoba. Jika ini dibiarkan, maka publik kehilangan kepercayaan terhadap lembaga hukum. Dan saat itu terjadi, maka negara kita sedang berada di tepi jurang,” pungkasnya penuh tekanan.
Sebelumnya, aparat gabungan melakukan penggerebekan mendadak di Lapas Kelas IIA Batam dan menemukan sejumlah paket sabu serta ponsel ilegal.
Aparat mengamankan delapan narapidana. Dan seorang petugas lapas ditangguhkan sementara untuk pemeriksaan lebih lanjut.(*)
Editor : Anto

























