JAKARTA, – Dunia digital diguncang gangguan besar-besaran pagi ini. Cloudflare, salah satu penyedia infrastruktur internet terbesar di dunia, mengalami gangguan yang menyebabkan ribuan situs web dan layanan online terhenti secara serentak. Platform raksasa seperti X (Twitter), ChatGPT, dan Spotify dilaporkan tidak dapat diakses oleh pengguna di berbagai belahan dunia.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Gangguan dimulai pada Selasa pagi, sekitar pukul 11:48 UTC. Cloudflare secara resmi mengonfirmasi mereka sedang menyelidiki gangguan yang “berpotensi berdampak pada sejumlah pelanggan.” Ribuan pengguna hanya bisa melihat pesan “internal server error” atau Error 500 saat mencoba mengakses berbagai situs web.
Insiden ini tidak hanya memengaruhi situs external, tetapi juga sistem internal dan API Cloudflare sendiri, yang memperparah dampak pemulihan.
Dampak Global: Siapa Saja yang Terkena Imbas?
Berdasarkan data real-time dari DownDetector, lebih dari 10.000 laporan gangguan masuk dalam hitungan menit. Analisis gangguan menunjukkan:
· 61% masalah terjadi pada aplikasi seluler.
· 28% terkait dengan kegagalan akses situs web.
· 11% disebabkan oleh kegagalan koneksi server.
Gangguan ini berdampak global, dirasakan oleh pengguna di Amerika Serikat, Inggris, India, dan Indonesia. Beberapa layanan populer yang dilaporkan down antara lain:
· Media Sosial: X (Twitter), Truth Social
· Kecerdasan Buatan: ChatGPT (OpenAI)
· Hiburan: Spotify, Letterboxd
· Gim Online: League of Legends, dan lainnya.
Yang ironis, situs DownDetector sendiri sempat kesulitan beroperasi karena juga bergantung pada infrastruktur Cloudflare.
Mengapa Gangguan Cloudflare Begitu Berpengaruh?
Cloudflare bukanlah sekadar penyedia hosting biasa. Perusahaan ini berfungsi sebagai Content Delivery Network (CDN) dan perisai keamanan siber untuk jutaan situs di dunia.
Fakta Kunci Cloudflare, Menangani rata-rata 78 juta permintaan HTTP per detik, Menyediakan perlindungan dari serangan DDoS dan lalu lintas berbahaya, Banyak situs besar bergantung padanya sebagai “pintu gerbang” pertama.
Ketika “pintu gerbang” global ini mengalami masalah, semua layanan di belakangnya menjadi tidak dapat dijangkau, menciptakan efek domino yang masif.

Berdasarkan data informasi, Cloudflare mulai melakukan mitigasi dan pemulihan sekitar pukul 12:03 UTC. Meskipun layanan berangsur pulih setelah beberapa jam, insiden ini menyisakan pertanyaan besar tentang ketahanan infrastruktur internet
Ini adalah kali kedua dalam beberapa bulan terakhir gangguan satu penyedia melumpuhkan dunia digital. Sebelumnya, pemadaman Amazon Web Services (AWS) juga menimbulkan efek serupa.
Gangguan Cloudflare hari ini adalah pengingat nyata tentang betapa terpusatnya internet modern. Ketergantungan global pada sedikit penyedia infrastruktur menciptakan “single point of failure” yang riskan.
Bagi pelaku bisnis online, insiden ini menekankan pentingnya memiliki rencana cadangan (backup plan) dan diversifikasi layanan untuk meminimalisir dampak downtime di masa depan. Ketergantungan yang berlebihan pada satu platform bisa berakibat fatal bagi operasional digital.
(Int)

























