
PADANG – Ahli Geologi dan Vulkanologi Sumatra Barat, Ade Edward, bersama Relawan Mitigasi Marapi All Team, telah berhasil mengembangkan peta digital Ke-Rawanan Bencana (KRB) Gunung Marapi pada level III atau siaga.
Peta kerawanan bencana digital ini, yang berbasis Google Maps, dapat diakses melalui ponsel pintar masing-masing dengan meng-klik link https://goo.gl/maps/NrjZswZXVZCQfaxdA?g_st=aw.
Dalam peta digital ini, terdapat informasi mengenai jarak titik lokasi pengguna dari zona bahaya Gunung Marapi, serta ilustrasi radius kawasan rawan bencana erupsi dari puncak utama gunung Marapi (kawah Verbeek).
Dengan mengklik link yang tersedia, masyarakat pengakses dapat melihat prediksi arah aliran lahar dingin Marapi yang berpotensi melanda pemukiman dari titik lokasi masing-masing.
Peta digital ini juga dilengkapi dengan pemodelan arah aliran lahar 1 juta meter kubik, 500 ribu meter kubik, dan 300 meter kubik, serta kawasan rawan bencana (Hazard Zone II dan III).
Selain itu, terdapat koordinat lokasi lembaga instansi kebencanaan yang dapat diakses masyarakat. Seperti kantor BPBD, Basarnas, hingga kantor-kantor Koramil dan Polsek terdekat.
Peta digital bencana erupsi yang dikembangkan Ade Edward bersama Herri Ale dan Ade Rahardian ini, juga memuat beragam informasi lain.
Diantaranya, informasi lokasi fasilitas kesehatan terdekat yang dapat diakses masyarakat juga tersedia dalam peta ini. Juga ada potensi tempat evakuasi sementara, lokasi pengungsian, aliran sungai yang perlu diwaspadai. Serta perkiraan nagari yang berpotensi terdampak banjir lahar dingin Marapi.
Ade Edward menjelaskan bahwa peta bencana digital ini dibuat secara swadaya dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi.
“Apalagi ada sekitar 23 aliran sungai yang berpotensi membawa material erupsi Marapi ke arah pemukiman. Dengan mengakses peta digital ini, masyarakat diharapkan waspada dan selalu berada dalam keadaan siaga,” jelasnya.
Meskipun demikian, Ade Edward tetap mendorong pemerintahan di seluruh Nagari yang dilalui oleh sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi untuk membentuk atau mengaktifkan kelompok atau relawan-relawan siaga bencana berbasis masyarakat.
“Masyarakat harus memantau cuaca dan sungai di wilayah masing-masing. Lalu, jika ada rumah-rumah yang berada di tepi sungai, segera lakukan evakuasi atau pengungsian ke tempat yang lebih aman,” pungkasnya.
Sumber: haluan