Upacara Bendera Lanud RSA Natuna, Panglima TNI: Waspada Perkembangan Lingkungan Strategis

Komandan Lanud Raden Sadjad (Danlanud RSA) Natuna, Kolonel Pnb Dedy Iskandar, S.Sos., M.M.S., M.Han., memimpin upacara bendera 17-an di Apron Base Ops Lanud RSA
Komandan Lanud Raden Sadjad (Danlanud RSA) Natuna, Kolonel Pnb Dedy Iskandar, S.Sos., M.M.S., M.Han., memimpin upacara bendera 17-an di Apron Base Ops Lanud RSA

NATUNA – Komandan Lanud Raden Sadjad (Danlanud RSA) Natuna, Kolonel Pnb Dedy Iskandar, memimpin upacara bendera 17-an di Apron Base Ops Lanud RSA, Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (17/7/2024).

Upacara ini dihadiri oleh para Kepala Dinas, Komandan Satuan, Kasatker/Kasi, dan seluruh personel Lanud RSA. Peserta upacara meliputi personel Lanud RSA, Satrad 212 Ranai, dan Denhanud 477 Kopasgat Natuna.

Amanat Panglima TNI dalam upacara bendera di Lanud Raden Sadjad menegaskan kembali komitmen TNI dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.

WhasApp

Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks, TNI dituntut untuk terus beradaptasi dan melakukan transformasi organisasi agar mampu menjawab tuntutan zaman.

Amanat Panglima TNI yang disampaikan dalam upacara bendera di Lanud Raden Sadjad pada tanggal 17 Juli 2024 menyoroti beberapa isu strategis yang tengah dihadapi bangsa Indonesia.

Beberapa isu utama, seperti konflik antara Israel dan Hamas Palestina, perang antara Rusia dan Ukraina, klaim China atas Ten-Dash-Line di Laut Cina Selatan dan Timur, kehadiran militer AS di kawasan Asia Pasifik, serta ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara akibat insiden saling kirim balon udara, secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi keamanan nasional Indonesia.

Poin-poin Penting dalam amanat Panglima adalah berupa, Ancaman Global, Situasi geopolitik yang tidak stabil, seperti konflik di Timur Tengah dan Ukraina, serta klaim wilayah di Laut Cina Selatan, berdampak langsung maupun tidak langsung pada keamanan nasional Indonesia.

Ancaman Siber: Serangan siber menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai. TNI akan membentuk satuan siber khusus dan meningkatkan sistem pertahanan siber untuk mengantisipasi kebocoran data.

Disiplin Prajurit: Perjudian online dianggap sebagai ancaman serius yang dapat merusak moral dan integritas prajurit. TNI akan menindak tegas anggota yang terlibat dalam aktivitas tersebut.

Netralitas TNI: TNI harus tetap menjaga netralitas dalam Pilkada Serentak 2024 dan bekerja sama dengan Polri serta komponen bangsa lainnya untuk menjaga stabilitas nasional.

(Rky/rsa)

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025