Franciska Wijaya, Lulusan Terbaik Stikes Awal Bros yang Awalnya Bermimpi Menjadi Dokter Gigi

WARTAKEPRI.CO.ID : Batam – Keberhasilan untuk mencapai cita-cita merupakan impian setiap orang di dunia ini. Franciska Wijaya, gadis berumur 21 tahun ini merupakan lulusan terbaik  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Awal Bros Batam, dengan IPK 3,63. Bukan tanpa alasan, gadis yang kerap disapa Chika ini awalnya bercita-cita menjadi seorang dokter gigi.

Sejak SMA, semangat belajarnya mulai tumbuh. Bahkan ia berhasil masuk kedalam jurusan IPA di SMA nya dulu. Gadis yang memiliki senyum manis ini memiliki jarak rumah yang tidak bisa dibilang dekat dengan kampus tempatnya menuntut ilmu selama tiga tahun terakhir.

Harris Nagoya

Setiap harinya, ia harus menempuh jarak kurang lebih 16 KM dari rumahnya menuju kampus menggunakan sepeda motor. Namun hal ini tidak pernah membuatnya putus asa untuk menuntut ilmu. Berkat perjuangannya itu, ia berhasil mendapatkan gelar A.Md. Keb dalam kurun waktu 3 tahun. Tidak hanya itu, predikat sebagai lulusan terbaik pun diraihnya. Sungguh merupakan prestasi yang sangat luar biasa.

Keberhasilannya ini tentunya tak lepas dari dukungan juga do’a dari orang tua, keluarga serta sahabatnya. Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hendra Wijaya dan Ibu Dahniar ini dikenal sebagai sosok yang pemalu.

Gadis kelahiran Batam, 23 April 1997 ini mengaku keinginannya menjadi bidan bermula saat lulus SMA. Kedua orang tuanya menginginkan anak gadisnya ini kelak bisa menjadi bidan. Sebagai anak yang berbakti, Chika memilih untuk mengorbankan impiannya dan mengikuti keinginan kedua orang tuanya.

Rupanya, berkat do’a dan restu  kedua orang tuanya inilah Chika berhasil meraih IPK tertinggi di kampusnya.

Ibarat peribahasa “Berakit rakit ke hulu Berenang renang ke tepian”, tidak semua hal yang dicapai seseorang itu mudah. Didalam kemudahan, pasti ada kesulitan yang harus dilalui sebelum mencapai keberhasilan.

Chika bercerita, salah satu hal yang paling berkesan jika diingat selama menjadi mahasiswi kebidanan ialah ketika pertama kali ia mendapat tugas diluar kota. Itu adalah pertama kalinya ia jauh dari keluarga. Terlebih saat itu merupakan bulan puasa.

Selama perjalanan dinas itu, Chika dan beberapa temannya menyewa kost-kostan disebuah daerah terpencil di Tanjung Pinang. Ia bercerita bagaimana usahanya dan beberapa teman-temannya mendapatkan air bersih untuk sekedar mencuci muka ataupun menggosok gigi. Bahkan ia dan teman-teman sampai harus menggunakan air galon.

Ia juga mengaku bahwa ia juga makan seadanya, bahkan lebih sering tidak sahur dikarenakan harus istirahat untuk dinas keesokan harinya.

“Waktu itu kalau buka puasa juga kadang makannya nasi sama Pilus, kecap atau abon.” ucap Chika saat diwawancarai oleh wartawan Warta Kepri pada Rabu, 31 Oktober 2018.

Chika berpesan bahwa apapun yang sudah kita mulai, kita harus selesaikan. Proses kita untuk menyelesaikan itu pasti ada badai-badai juga didalamnya. Tapi kita tidak boleh nyerah. Justru itu yang akan menjadi cerita indah kita untuk anak-anak kita nanti. Tidak ada pekerjaan yang mudah sewaktu di awal. Semua akan sulit pada saat diawal dan akan mudah jika kita sudah terbiasa. Tidak akan ada hasil yang mengkhianati proses. (Okta)

 

 

 



Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025