Pakai Listrik Sehari Cuma 5 Jam, Tarifnya Rp 100 per Bulan di Tanjungbanun Batam

HARRIS BARELANG

WARTAKEPRI.co.id, BATAM – PT PLN Batam siap bekerjasama dengan pemerintah untuk membangun dan mengembangkan pelayanan hingga ke wilayah wilayah pesisir, seperti ke Wilayah Galang dan sekitarnya. Saat ini, fasilitas listrik diwilayah Pesisir sekitar Pulau Galang baru menikmati aliran listrik hanya 5-6 jam sehari.

Suprianto, Humas Bright PLN Batam menjelaskan, sebagai perusahaan pelayanan publik, pihak bright PLN Batam siap mengaliri listrik 24 jam bagi masyarakat pesisir di Rempang Galang dan Galang Baru. Dan, untuk menuju tahap tersebut, PLN Batam juga telah membangun fasilitas listrik untuk warga pesisir yang tinggal di Tanjungbanun Galang, namun karena terkendala bahan bakar, maka hanya dapat mengaliri listrik ke rumah warga hanya 6 jam per hari.

” Sebagai perusahaan pelayanan publik, pihak bright PLN Batam siap mengaliri listrik 24 jam ke Tanjungbanun dan sekitarnya, seperti yang saat ini sudah dilakukan perusahaan tersebut di Wilayah Sembulang Batam. Tapi untuk membangun jaringan itukan ada regulasi yang harus dijalani dan biaya, itu yang harus diperhitungkan, mengingat wilayah Tanjungbanun itu masih termasuk wilayah kerja PLN Persero Riau dan Kepulauan Riau,” terangnya.

Bright PLN Batam akan berkoordinasi dengan PLN Persero tentang rencana pembangunan instalasi tersebut. Karena, wilayah wilayah Pesisir di Galang dibawah manajeman PLN Persero yang berkantor pusat di Pekanbaru.

Bisa misalnya PLN Persero membangun instalasi, sedangkan PLN Batam yang mengaliri dayanya. Atau dibangun bersama-sama. Atau jika tidak ada titik temu nantinya, kita juga bisa menempatkan mesin pembangkit di sana (Tanjungbanun), cuma kembali lagi, bagaimana mesin pembangkit itu bisa beroperasi, kalau PLN Batam tak bisa membeli bahan bakarnya.

Dan, salah satu alasan bright PLN Batam mengajukan penyesuaian tarif, dijelakan Rian ya untuk meningkatkan pelayanan hingga ke daerah-daerah pesisir, yang saat ini belum terjangkau oleh bright PLN Batam.

” PLN Batam komitmen akan mengaliri listrik ke pesisir, asalkan kemampuan kami mencukupi untuk hal itu,” tegasnya.

Kondisi di Tanjungbanun Galang

Dalam siaran pers PLN Batam, Rabu (3/8/2017) ke media menjelaskan kondisi kekinian yang dirasakan warga pesisir seperti di Tanjungbanun Galang Batam. Di daerah ini, menurut pengakuan S Panjaitan Warga Tanjungbanun, fasilitas listrik hanya dapat dinikmati sore hingga tengah malam saja.

Diceritakannya, saat ini mereka hanya bisa menikmati listrik mulai dari pukul 18.00 hingga 23.00 WIB, itu pun dengan daya yang terbatas, satu kepala keluarga hanya dapat asupan 2 amper untuk menerangi rumah mereka. Genset bantuan pemerintah, hidupnya cuma lima jam saja, selebihnya nggak ada listrik lagi.

Warga Mereka tak peduli dengan tarif yang akan dikenakan, yang terpenting mereka dapat menikmati hidup layaknya masyarakat yang tinggal dipusat Kota Batam.

” Mau tarif nasional, mau tarif PLN Batam, kami bersedia, asalkan kami bisa nikmati listrik 24 jam,” jelas S Panjaitan, warga Tanjungbanun.

Dijelaskan Panjaitan, dengan cuma durasi lima jam, setiap rumah dikenakan tarif Rp 100 ribu per bulan. Tarif itu untuk biaya pembelian bahan bakar genset dan perawatan instalasi serta perawatan mesin.

Sementara untuk fasilitas umum, seperti Masjid, Poliklinik Desa (Polindes) dan jalan masuk ke perkampungan, suami dari bidan desa di Tanjungbanun ini mengatakan masyarakat mendapat bantuan solar cell dari bright PLN Batam, awal 2016 silam, sebanyak enam unit, dan akhir 2016 ditambah enam unit lagi.

Sebelum ada bantuan itu, Polindes hanya melayani warga siang hari saja, karena kalau malam tak bisa ngapa-ngapain. Tapi berkat bantuan PLN Batam, kini Polindes bisa beroperasi 24 jam.

Pelayanan Polindes untuk masyarakat Tanjungbanun sangat diharapkan warga, mengingat jumlah kepala keluarga yang ada di sana sekitar 300-an.

Pihak bright PLN Batam dijelaskan Panjaitan sudah pernah melakukan survey dan pemetaan lokasi untuk penyambungann kabel listrik dari tiang di jalan Trans Barelang, sampai ke Tanjungbanun.

Tapi sepertinya belum ada tanda-tanda pemasangan, karena memang jarak dari jalan utama itu ke kampung kami sekitar 6 kilometer, butuh sekitar 200 tiang listrik agar kabel sampai ke kampung.

Masyarakat Tanjungbanun pun sudah pernah mengajukan pemasangan listrik ini di setiap kali Musrembang tingkat kelurahan dan kecamatan, namun tetap saja belum berhasil.(rilis/dedy swd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

GALERI 24
PKP PROMO ENTENG