TANJUNGPINANG, WARTAKEPRI.CO.ID – Saat anda berada di banda udara pastinya anda dan barang bawaan anda akan diperiksa.
Tas atau barang bawaan akan dimasukkan ke dalam mesin X-Ray, bahkan tidak lupa jam, telepon seluler dan sabuk pinggang juga pasti dilepas untuk dimasukkan ke mesin X-Ray.
Semua orang yang masuk ke wilayah daerah keamanan terbatas atau steril bandara pastinya akan diperlakukan sama yaitu diperiksa. Sampai-sampai iklan di bandara, seorang Menteri Perhubungan juga tidak luput dari pemeriksaan petugas bandara.
Semua orang yang masuk ke wilayah daerah keamanan terbatas atau steril bandara pastinya akan diperlakukan sama yaitu diperiksa. Sampai-sampai iklan di bandara, seorang Menteri Perhubungan juga tidak luput dari pemeriksaan petugas bandara.
Itu semua telah sesuai dengan aturan Peraturan Menteri Perhubungan No.127 tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional.
Namun aturan ini sepertinya tidak berlaku untuk bandara RH Fisabilillah Tanjungpinang, seorang oknum pejabat di lingkungan Angkasa Pura Tanjungpinang bersama keluarganya masuk melewati mesin X-Ray tanpa melepas ikat pinggang.
” Seperti biasa kita masuk ke ruang tunggu bandara pasti di X-Ray dari jam, ikat pinggang dan HP mesti dilepas,” ujar Beni Anggota DPRD Tanjungpinang,
Namun aturan ini sepertinya tidak berlaku untuk bandara RH Fisabilillah Tanjungpinang, seorang oknum pejabat di lingkungan Angkasa Pura Tanjungpinang bersama keluarganya masuk melewati mesin X-Ray tanpa melepas ikat pinggang.
” Seperti biasa kita masuk ke ruang tunggu bandara pasti di X-Ray dari jam, ikat pinggang dan HP mesti dilepas,” ujar Beni Anggota DPRD Tanjungpinang,
Namun heran nya saya kok Seorang Pejabat yang berpakaian rapi dengan dasi dan badge berlogo Angkasa pura bersama anggota keluarganya tidak diperiksa seperti lazimnya penumpang atau petugas bandara lain”.
Tidak puas dengan perlakuan diskriminatif, Beni menanyakan kepada seorang petugas bandara.
” Bapak yang berbaju putih dan berdasi yang bersama keluarganya itu siapa? Koq dia enggak diperiksa ya, mas?”, tanyanya.
Petugas tersebut menyampaikan bahwa beliau itu pejabat bandara Tanjungpinang dan keluarganya. Kalau pemeriksaan itu dikecualikan pada petugas bandara, pejabat dan pns berseragam.
Tidak puas dengan perlakuan diskriminatif, Beni menanyakan kepada seorang petugas bandara.
” Bapak yang berbaju putih dan berdasi yang bersama keluarganya itu siapa? Koq dia enggak diperiksa ya, mas?”, tanyanya.
Petugas tersebut menyampaikan bahwa beliau itu pejabat bandara Tanjungpinang dan keluarganya. Kalau pemeriksaan itu dikecualikan pada petugas bandara, pejabat dan pns berseragam.
Terutama untuk yang berpakaian rapi. Kalau tidak percaya baca saja aturannya, tantang petugas tersebut kepada Beni
“Aneh sekali ada aturan yang diskriminatif. Sebagai pimpinan baleg yang biasa membuat aturan belum pernah tahu kalo bisa ada aturan yang diskriminatif. Ini saya bukan mau cari masalah, tapi saya hanya ingin beliau – beliau yang diatas sadar kalau sudah aturannya yang mereka buat ya ditaati. Jangan hanya masyarakat saja yang wajib mentaati, dan hilangkanlah stigma bahwa pejabat harus diprioritaskan tapi rakyat diatur atur”, ungkapnya.
“Saya itu paling kecewa kalau lihat cara-cara diskriminatif. Lihat saja bandara kalau naik roda dua pasti drop off penumpang jauh tapi, kalau mobil drop off tinggal masuk saja. Apa karena bayarnya Rp.4000 untuk parkirnya atau ada logo diplat nomornya”, kesalnya. (bn/swd)
“Aneh sekali ada aturan yang diskriminatif. Sebagai pimpinan baleg yang biasa membuat aturan belum pernah tahu kalo bisa ada aturan yang diskriminatif. Ini saya bukan mau cari masalah, tapi saya hanya ingin beliau – beliau yang diatas sadar kalau sudah aturannya yang mereka buat ya ditaati. Jangan hanya masyarakat saja yang wajib mentaati, dan hilangkanlah stigma bahwa pejabat harus diprioritaskan tapi rakyat diatur atur”, ungkapnya.
“Saya itu paling kecewa kalau lihat cara-cara diskriminatif. Lihat saja bandara kalau naik roda dua pasti drop off penumpang jauh tapi, kalau mobil drop off tinggal masuk saja. Apa karena bayarnya Rp.4000 untuk parkirnya atau ada logo diplat nomornya”, kesalnya. (bn/swd)