WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Mengusung tema “Soliditas dan Profesionalisme SDM Polri sebagai panggerak revolusi mental guna mendukung kebijakan Polri”, Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Riau membuka Rakernis Itwasda, Biro SDM dan Bidpropam TA 2016 di Mapolda Kepri, Jumat (22/4/2016).
Pada kesempatan itu, pembukaan Rakernis dipimpin langsung Kapolda Kepri yang turut dihadiri oleh Wakapolda Kepri, Irwasda Polda Kepri, para pejabat utama Polda Kepri, para narasumber, serta para peserta Rakernis.
Dalam sambutannya, Kapolda Kepri, Brigjen Pol. Drs. Sam Budigusdian, MH menyampaikan bahwa pembukaan Rakernis ini sejalan dengan program “Nawa Cita” sebagai agenda strategis pemerintahan presiden Jokowi-JK yang telah ditindaklanjuti dengan penetapan 8 Program Quick Wins Polri, dalam program Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial diruang publik.
Program ini mensyaratkan seluruh anggota Polri agar dapat menjadi teladan bagi masyarakat, dengan menampilkan karakter dan perilaku yang baik serta menjadi pelopor budaya tertib seperti budaya antri, buang sampah, merokok, parkir dan sebagainya.
Revolusi mental juga dijabarkan dalam bidang kepemimpinan, administrasi, operasional dan capacity building menuju Polri yang professional, cerdas, bermoral dan modern, jelas Sam.
Merujuk pada hal tersebut, kata Sam, maka ada beberapa hal yang menjadi penekanan untuk dilaksanakan. Yakni diantaranya adalah bangun dan kelola system pembinaan SDM Polri yang terintegrasi agar perumusan kebijakan dan pelaksanaan berada dalam satu garis pembinaan serta pengawasan yang jelas.
Melaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap system pembinaan anggota Polri karena masih menyisakan persoalan yang perlu kita selesaikan bersama secara serius dengan memanfaatkan penggunaan elektronik Program (E-Program) agar lebih transparan dan dapat membangun kepercayaan internal dan eksternal.
Kemudian memelihara komitmen moral sebagai Bhayangkara sejati dengan membangun soliditas organisasi yang dapat mereduksi berbagai kepentingan pribadi, kelompok dengan menghilangkan pola klik-klikan, dinasti, balas budi dan lain-lain. Namun, yang diperlukan adalah menghargai prestasi kerja yang berbasiskan integritas dan kompetensi.
Hingga dalam penerimaan anggota Polri, agar diberdayakan kesatuan kewilayahan untuk mendapatkan calon yang terbaik dengan melakukan kegiatan pencarian yang diawali dari kampanye tentang penerimaan anggota Polri.
Penyampaian syarat-syarat yang diperlukaan, dan melakukan pembinaan (melatih) terhadap calon dengan berkoordinasi bersama pemerintah setempat dan sekolah-sekolah untuk mendapatkan putra-putri terbaik dari daerah setempat, pungkasnya. (san)



























