WARTAKEPRI.co.id, NATUNA – Masyarakat Natuna Provinsi Kepri mulai merasakan manfaat ekonomi dari kapal tol laut yang mengangkut berbagai jenis barang dari Jakarta ke kabupaten Natuna.
” Sejak kapal tol laut berlayar ke sini berbagai jenis barang, sudah mengalami penurunan sebesar sepuluh sampai 15 persen terlebih tepung, gula, minyak goreng pasaran sudah normal,” ungkap Wan Handrico Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan Disperindag dan UKM Pemkab Natuna, Ranai, Sabtu,(28/1/2017).
Tol laut logistik Natuna dapat menekan disparitas harga, sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari kebutuhan pokok dan barang dengan harga terjangkau relatif sama di Jakarta.
Berdasarkan PP No.71 tahun 2015 tentang penetapan dan penyimpanan barang kebutuhan pokok memprioritaskan barang penting (bapok) dan bahan pokok dan barang penting (Bapokting).
Pemkab Natuna meminta kepada Kementrian Perdagangan RI untuk menambah muatan yang di luar PP tersebut, telah direstui dengan ketentuan lebih memprioritaskan barang penting (bapok) dan bahan pokok dan barang penting (Bapokting) sebagaimana tertuang dalam PP tersebut. Alhamdulilah telah disetujui pihak pusat.
Hal dilakukan untuk memaksimalkan muatan kapal tujuan natuna, karena pelaku usaha tidak hanya terdiri dari pelaku usaha bapok dan bapen.
” Untuk saat ini dengan keberadaan tol laut sangat membawa manfaat komoditi yang sebelumnya pada level harga yang tinggi, alhamdulillah kini bahan pokok sudah normal, tutur Wan Handrico.
Menurut dia, pada kali pertama singgah tanggal 27 November 2015 kata dia, kapal tol laut hanya membawa barang berbagai jenis dari Jakarta sedangkan dari Natuna belum memuat barang apa pun.
” Saat singgah kedua kalinya, kapal tol laut bukan hanya menurunkan berbagai jenis barang dagangan milik para pedagang melainkan juga sudah memuat barang komoditas seperti Gula, Minyak yang dibawa dari Jakarta dipasaran kerjasama dengan agen Natuna,” katanya.
Ia mengatakan kapal tol laut telah memberi dampak ekonomi karena ongkos angkut barang melalui kapal tersebut lebih murah bila dibandingkan dengan angkos angkut barang pada kapal-kapal niaga.
” Untuk tahun 2017 baru sekali, dan akan ada 33 kali datang natuna dengan durasi Per 11 Hari sekali,” katanya.
Tarif memuat barang pada armada kapal tol laut dari Pelabuhan Priok tujuan Natuna kata dia, hanya sebesar Rp 288 ribu per Ton M3.
Pelayaran perdana tahun 2017 tanggal 25 januari lalu telah tiba ke pelabuhan Selatlampa.
Kapal Tol Laut membawa muatan 4 ton beras dan 30 ton bahan kebutuhan pokok milik PT MTI dan ada muatan 3 unit Bus Damri.
Delfi salah satu Pedagang Sembako di Pasar Ranai berharap, Disperindag Natuna menysurvei harga pokok pasar sangat cermat dan teliti.
Sebab kerja sama ekonomi telah di jalankan pihak PT Multi Terminal Indonesia (MTI) perpanjangan tangan dari kapal Tol Laut ke Agen agen sembako di Natuna agar dapat nyata kontrol harga pasaran supaya stabil.
Sebab semua olah gerak pasar merupakan tugas Disperidag, jangan hanya duduk di kantor saja.
” Inikan tugas Disperindag atau mereka ada monopoli dengan pihak pengusaha memiliki modal besar?. Iya memang mereka menyurvei harga pasar, tetapi hanya dicatat saja dan tidak banyak pertanyaan.
Yang datang juga hanya PTT, mereka mengerti apa? Kalau seperti itu, kita semua bisa kerja di Disperindag dan tidak memperdulikan apa yang terjadi pada masyarakat. Mereka bermain untuk membodoh-bodohi kita,” tegasnya.
Untuk itu, masyarakat sangat berharap kepada Pemerintah untuk memperhatikan rakyat kecil.
Masyarakat sangat mengharapkan janji-janji wakil rakyat tersebut dipenuhi dan jangan di saat berkampanye saja, bisa berjanji lupa pada tugas utama sebagai kontrol pemerintah, tutup Delfi.
Untuk diketahui, Kapal Tol Logistik Natuna ini melibat beberapa BUMN.
Antara lain, PT Pelindo II dengan anak usahanya PT Multi Terminal Indonesia (MTI), PT Pelni dengan anak usahanya PT Pelni Logistik, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perikanan Nusantara. (rikyrinov)