WARTAKEPRI.co.id LOMBOK – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 ini merupakan latihan Angkatan Laut dalam rangka pembinaan kekuatan dan juga berkaitan dengan implementasi fungsi diplomasi Angkatan Laut negara-negara sahabat.
“Di samping itu juga untuk menunjukan kredibilitas TNI AL di mata internasional. Ini saya lakukan dan sampaikan terus kepada Angkatan Laut peserta MNEK 2018 untuk mengkaji pelaksanaan Latihan komodo ini,” kata Laksamana TNI Ade dalam acara Jumpa Pers di Media Center MNEK 2018, Hotel Golden Palace, Jalan Sriwijaya, Mataram, Sabtu(5/5/2018).
Menurut Ade, pada dasarnya tataran kegiatan latihan Komodo Exercise ini dalam membangun budaya maritim.
” Karena apa, bahwa kita bukan negara kecil. Karena kalau kita paparkan Indonesia kita bentangkan wilayah indonesia itu sebenarnya relatif sama dengan Turki sampai ke inggris, begitu juga dengan Benua Amerika Serikat itu sama dari California sampai Newyork, dari Pert sampai Sydney Australia,” katanya.
Oleh sebab itu, Lanjut Ade, keberadaan TNI AL wajib memberikan kontribusi kepada negara untuk menunjukan eksistensinya. Karena TNI AL adalah instrumen negara untuk menjaga kedaulatan negara di laut. Selain itu, juga memberikan pengaruh kepada dunia internasional.
“Kebijakan Maritim salah satunya adalah budaya maritim itu muncul dari kebanggaan kita melaksanakan kegiatan ini. dan terbukti dengan adanya penambahan peserta yang hadir pada latihan ini meningkat dari 18 Negara menjadi 32 negara kemudian sekarang meningkat menjadi 37 negara. Ini luar biasa dan konsistensi pengakuan negara internasional kepada kita,” ujar Ade.
Selanjutnya, Kasal Ade Supandi menjelaskan kegiatan ini sebagai sarana komunikasi diplomasi maritim. Menurutnya sebagai Angkatan Laut harus bisa memberikan pengaruh terhadap dunia internasional.
Skenario ataupun juga cara TNI AL menyelenggarakan kegiatan ini bisa ditiru oleh negara lain.
“Kemarin KSAL Korea juga sama karena dia akan menjadi tuan rumah WPNS tahun ini. Kemarin ketemu dengan saya untuk minta pertimbangan kegiatan serupa di Indonesia dilaksanakan di Korea,” katanya.
Ade menambahkan tidak kalah pentingnya dari kegiatan ini adalah penguatan pertahanan maritim salah satu pilar pertahanan yang dicanangkan Presiden Jokowi. Penguatan pertahanan maritim itu dapat sandingkan dengan kemauan TNI AL untuk disejajarkan baik dari sisi jumlah maupun kualitas.
“Tidak banyak negara yang mampu mengendalikan angkatan laut dalam jumlah banyak tetapi dari pengalaman kita di Padang, hampir 60 Kapal hadir dan kita bisa mengendalikan untuk kegiatan bersama,” ungkapnya.

Pada rangkaian MNEK 2018 bukan saja latihan bersama, akan tetapi juga diselenggarakan rangkaian kegiatan lainnya seperti Medical Civic Action Project (MEDCAP) dan Engineering Civic Action Project (ENCAP) yang dilaksanakan di dua sektor pelaksanaan yaitu di Lombok dan Nusa Penida, Harbour dan Sea phase, City Parade, Maritime Exhibition, Culinary, Mataram Fun Run, City Tour, dan Olahraga bersama dengan seluruh angkatan laut negara peserta yang hadir.
Ade mengatakan bahwa latihan komodo Exercise merupakan latihan non tempur, yang kegiatannya pertama berkaitan dengan pelayanan medis dan bakti sosial, kesehatan, pemberdayaan kapasitas wilayah dan juga berkaitan dengan penanganan penanggulangan kemanusiaan akibat bencana alam di laut maupun di pesisir termasuk juga latihan dalam rangka mensinkronkan berbagai kegiatan di laut yang sifatnya non tempur.
Pembukaan MNEK 2018 ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional khas suku sasak “Gendang Beleq” oleh Kasal dan seluruh pemimpin delegasi yang hadir dan juga Gubernur NTB.
Selain itu juga dilaksanakan penandatanganan Prasasti MNEK dan Prasasti Terumbu Karang oleh 36 delegasi angkatan laut perwakilan negara-negara peserta.
Selain itu, untuk menandakan adanya partisipasi 36 negara dalam ajang latihan nonperang yang mengangkat tema cooperation to respons disaster and humanitarian issues (kerjasama dalam menanggulangi bencana dan masalah kemanusiaan”, seluruh delegasi negara yang hadir melangsungkan penandatanganan bersama di prasasti MNEK 2018.
Usai penandatangannya, kegiatan dilanjutkan dengan tarian tradisional yang diperankan oleh prajurit gabungan TNI dan Polri NTB.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan berbagai atraksi dari para prajurit TNI AL, mulai dari terjun payung yang diperankan para prajurit handal dari pasukan khusus Kopaska dan Yontaifib, sampai pada atraksi enam pesawat latih TNI AL Bonanza G36 dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut .
Bukan itu saja, acara ini juga dimeriahkan berbagai antraksi memukau seperti demonstrasi terjun payung dari pasukan elit TNI AL, demo pesawat udara Bonanza (Neptune Flight) oleh para penerbang TNI Angkatan Laut, serta pelaksanaan Fleet Inspection oleh para Kepala Staf Angkatan Laut dan pimpinan delegasi yang hadir untuk meninjau langsung kapal perang dari negara-negara yang ikut serta dalam kegiatan MNEK 2018.
Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) event dua tahunan yang diadakan oleh TNI Angkatan Laut Indonesia bekerjasama dengan Angkatan Laut negara-negara dunia.
Merupakan latihan militer angkatan laut gabungan yang diadakan pertama kali di Batam, Kepulauan Anambas dan Natuna pada 29 Maret – 3 April 2014 dan diikuti oleh 18 negara. MNEK 2014 dalam bentuk Disaster Relief at Sea serta bakti sosial.
Pada tanggal 12 – 16 April 2016, TNI Angkatan Laut menyelenggarakan 2nd Multilateral Naval Exercise (MNE) Komodo 2016 yang diikuti oleh 35 negara.
Turut hadir saat pembukaan MNEK 2018 para pejabat negara dan pejabat tinggi militer antara lain, Menkominfo RI Bapak Rudiantara, Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A.
Juga tampak Deputi Operasi dan Latihan Bakamla RI,Laksda TNI Semi Joni Putra, dan para pejabat tinggi di lingkungan TNI dan TNI AL, serta tamu undangan lainnya.(*)
Kiriman: (MCMNEK2018/Rikyrinovs)
























