WARTAKEPRI.co.id, TANJUNGPINANG – Kemenangan Gerindra-Golkar pada Pemilukada Tanjungpinang dinilai akan berefek pada Pileg 2019 mendatang. Tujuh kursi DPRD Tanjungpinang yang sebelumnya diraih PDIP terancam direbut Golkar dan Gerindra.
Hal itu diungkapkan Direktur Gurindam Research Centre (GRC) Raja Dachroni baru-baru ini kepada wartawan. Kemungkinan, masih menurutnya, kursi pimpinan akan diraih ketiga partai itu.
“Berdasarkan survei kami pada saat Pemilukada yang lalu kami sempat tanyakan partai apa yang akan dipilih pada Pemilu legislatif 2019 mendatang, hasilnya Gerindra dan Golkar membayangi PDIP. Tiga besar di Kota Tanjungpinang yakni PDIP 29 persen, disusul Gerindra 7 persen, Golkar 6,3 persen, ada sekitar 30 persen pemilih yang merahasiakan pilihannya dan belum menentukan sikap,” kata Raja Dachroni.
Partai lain yang menjadi kuda hitam adalah Hanura dan PAN. “Hanura dan PAN bisa jadi kuda hitam mengingat komposisi calegnya, selain itu Hanura juga pada periode saat ini memegang kursi pimpinan jika selama lima tahun ini berhasil memelihara konstituen maka kemungkinan untuk merebut kembali kursi pimpinan juga besar,” kata Raja Dachroni.
Dia menambahkan, melihat komposisi Caleg yang ada cukup banyak juga yang pindah partai politik ini juga berpengaruh.
“Pada Pileg peran caleg sangat signifikan untuk mendongkrak suara partai politik walaupun secara aturan peserta pemilu itu bukan caleg tapi partai politik, kita juga tahu Golkar – Gerindra adalah partai pendukung SABAR yang berhasil memenangkan kompetisi demokrasi lokal di Tanjungpinang, tentu ini memberikan efek elektoral tersendiri bagi kedua partai, partai-partai pendukung seperti PKB dan PKS jika tidak bekerja keras tentu sulit mendapatkan kursi,” kata Raja Dachroni.(*)
Sumber: Rilis Gurindam Riset