WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Kota Batam kini semakin mengukuhkan diri sebagai pusat Blockchain di Asia di Tenggara. Komitmen tersebut terus dijaga oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai lembaga daerah yang digandeng d’Clinic International sejak pertengahan tahun 2019 lalu dengan menyelenggarakan pertemuan bersama empat rekan bisnis d’Clinic International pada Kamis (20/2/2020) siang di Marketing Center BP Batam.
Pertemuan ini dibuka langsung oleh Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin. Dalam sambutannya, Syahril mengungkapkan apresiasinya atas upaya-upaya d’Clinic International dalam mendukung peningkatan potensi investasi di Batam, terutama dalam sektor kesehatan.
“Kami berharap hadirnya rekan-rekan calon investor hari ini mampu meningkatkan kompetensi medis dan sains, baik dari segi Sumber Daya Manusia hingga teknologi, serta pelayanan rumah sakit di Indonesia,” kata Syahril.
Ia juga berharap, dengan pertemuan ini. cita-cita Batam sebagai pionir wisata medis dengan basis Blockchain di Indonesia dapat diraih.
CEO dClinic International Dr. Richard Satur mengatakan, keempat rekan bisnis tersebut berasal dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Mereka adalah P4 Group dan vElement yang mewakili perusahaan biotek di Amerika Serikat, serta Cellix dan TheraVab. Keempat perusahaan ini bergerak di sektor biofarmasi dan biosains.
Dalam pertemuan kali ini, Richard memfokuskan pada potensi penelitian medis yang berskala internasional.
“Dengan mengusung Private Healthcare Blockchain (PHB), Batam memiliki kesempatan untuk melakukan eskalasi potensi. Tidak hanya unggul dari bidang teknologi yang akan didukung dengan Data Centre dari IT Centre BP Batam, namun juga dapat melahirkan kegiatan medis lainnya, seperti penelitian medis dengan skala internasional,” ujar Richard.
Ia menambahkan, penelitian ini dalam prosesnya nanti akan melibatkan praktisi akademisi dan mahasiswa kedokteran di Indonesia, khususnya Batam. Sehingga SDM di bidang kesehatan turut mengalami peningkatan dari sisi kemampuan dan pengetahuan.
“Kita bisa membangun laboraturium di Batam yang berguna untuk mendiagnosa berbagai jenis penyakit, serta industri farmasi untuk meramu obat-obatan yang diperlukan untuk proses penyembuhan pasien,” lanjut Richard.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Rumah Sakit BP Batam, dr. Sigit Riyarto mengatakan, rencana yang disusun oleh d’Clinic International sejalan dengan ekosistem ideal untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Medikal yang saat ini dalam proses perancangan.
“Ada lima faktor pendukung untuk mencapai kawasan KEK Medikal yang ideal di Batam, yakni adanya Rumah Sakit yang merupakan inti dari kegiatan KEK Medikal, Pusat Penelitian Kesehatan dan Kebugaran, Industri Alat Kesehatan, Industri Farmasi, dan yang terakhir Hotel atau akomodasi untuk keluarga pasien,” jelas Sigit.
Sigit melanjutkan, kehadiran keempat calon investor tersebut diharapkan mampu mendorong percepatan realisasi KEK Medikal di Batam.
“Kenapa kami merancang KEK Medikal di Batam adalah salah satunya sebagai daya tarik ekspatriat maupun investor mancanegara untuk berinvestasi di Batam. Tentunya ini tidak lain untuk meningkatkan ekonomi dan mengembalikan Batam pada masa kejayaannya,” tutup Sigit.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Indonesia MD Stephen Moo, Direktur Badan Usaha Bandar Udara dan Teknologi Informasi dan Komunikasi BP Batam Suwarso dan Kabiro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar. (rud)
Sumber : Humas Badan Pengusahaan Batam